DISPERINDAG NTB TINGKATKAN PANTAUAN ALAT UKUR SEMBAKO

id

     Mataram, 21/7 (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat  meningkatkan pemantauan alat ukur sembilan bahan pokok dan barang kebutuhan lainnya menjelang puasa dan lebaran.

     "Peningkatan pantauan alat ukur itu dimaksudkan untuk mencegah kecurangan dalam praktik perdagangan," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Nusa Tenggara (NTB) Lalu Imam Maliki, di Mataram, Kamis.

     Ia mengatakan, pantauan lapangan terhadap Ukuran Takaran Timbangan dan Perlengkapannya (UTTP) itu tengah berlangsung di berbagai lokasi, terutama di Kota Mataram, ibukota Provinsi NTB.

     UTTP yang diprioritaskan pemantauannya menjelang puasa dan lebaran yakni timbangan sembilan bahan pokok (sembako), emas dan alat ukur di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU).

     "Jangan sampai konsumen dirugikan oleh ulah oknum pengusaha, sehingga pemantauan UTTP itu diperketat, dan ditindak tegas bagi yang terbukti melakukan pelanggaran," ujarnya.

     Menurut Imam, kecurangan dalam penggunaan UTTP itu biasanya rentan mencuat pada saat-saat tertentu karena permintaan konsumen meningkat menjelang hari besar keagamaan dan momen penting lainnya.

     Karena itu, pemantauan alat ukur ditingkatkan sekaligus penerapan tera ulang dan pengecekan seluruh timbangan yang dipakai masyarakat dan pedagang di seluruh wilayah NTB.

     Tera ulang timbangan atau alat ukur itu untuk menjamin konsumen dan pengusaha tidak dirugikan oleh alat ukur dan timbangan yang telah kadaluarsa ataupun tidak memenuhi standar kelayakan. 

    Timbangan atau pun alat ukur yang telah dicek dan diperbaiki standarnya, akan dipasangkan segel pertanda telah memenuhi syarat.

     Kegiatan tera ulang itu merupakan agenda tahunan Disperindag Provinsi NTB di berbagai lokasi sasaran, namun menjelang puasa dan lebaran lebih ditingkatkan lagi.

     "Ini agenda tahunan, seluruh timbangan yang dipakai masyarakat harus ditera ulang, di cek apakah memenuhi standar atau tidak. Kalau tidak memenuhi standar, timbangan itu harus diperbaiki," ujarnya.  (*)