Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat bersama masyarakat melakukan konservasi dengan penanaman pohon kelor di kawasan hutan guna menjaga keberlangsungan sumber mata air.
"Kami tidak ada kepentingan lain, kecuali bagaimana supaya masyarakat Lombok Tengah mulai menanam pohon untuk kelangsungan sumber air," kata Plt. Direktur PDAM Lombok Tengah, Bambang Supraptomo dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa.
Degradasi hutan dan gempa bumi yang telah terjadi membuat mata air di Lombok Tengah semakin berkurang dari tahun ke tahun. Dari hasil penelitian debit air menurun setiap tahunnya 10 persen, sehingga harus dilindungi mata air.
"Kita lindungi mata air dengan kembali menanam pohon," katanya.
Supaya umur tanaman bisa bertahan lama, maka saat ini harus memenuhi 3 kriteria dasar dulu, terlepas jumlah serapan airnya besar atau kecil tapi harus memenuhi 3 unsur jika ingin umur pohon panjang yaitu unsur ekologis, unsur ekonomis, dan unsur sosial.
"Jika ada unsur yang tidak masuk, maka saya bisa katakan kegiatan itu hanya seremonial," katanya.
Sementara itu, Camat Batukliang Lalu Sudirman mengatakan, sangat mendukung langkah PDAM Lombok Tengah untuk menanam pohon kelor di Kecamatan Batukliang.
"Saya sangat antusias dengan program ini. Saya kira ini sangat prospek dan masyarakat juga akan antusias untuk menanam," katanya.
Dengan adanya program ini diharapkan akan ada tambahan penghasilan dari petani dan masyarakat di tengah keterpurukan dampak COVID-19 ini. Pohon kelor ini memiliki nilai ekonomi dengan menjual daun atau tepung daun kelor ini.
"Nilai ekonomi pohon kelor ini cukup menjanjikan," katanya.*