Aktivitas anak jalanan di Mataram masih terkendali

id anjal,dinsos,mataram

Aktivitas anak jalanan di Mataram masih terkendali

Kepala Dinas Sosial Kota Mataram Hj Baiq Asnayati. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Sosial Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan aktivitas anak jalanan, gelandang dan pengemis pada awal puasa Ramadhan 1443 Hijriah, masih terkendali.

"Alhamdulillah, sampai hari ini satgas kami baru mengamankan satu orang anak jalanan. Itupun warga luar Kota Mataram dan sudah kami pulangkan ke daerah asal," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Hj Baiq Asnayati di Mataram, Kamis.

Dia mengatakan untuk penanganan anak jalanan, gelandang dan pengemis, dibutuhkan peran serta masyarakat agar aktif menginformasikan ke petugas ketika menemukan aktivitas mereka di seputar Kota Mataram.

"Dalam hal ini semua kita bertanggung jawab, termasuk agar masyarakat tidak memberi di jalan. Jika ingin memberi, sebaiknya melalui lembaga resmi, seperti Baznas supaya lebih tepat sasaran," katanya.

Lebih jauh Asnayati mengatakan penanganan anak jalanan, gelandang dan pengemis di Mataram saat ini dimaksimalkan dengan menggunakan dua sistem pengawasan, yakni pengawasan statis dan keliling.

Jumlah personel yang diturunkan untuk pengawasan selama Ramadhan sebanyak 42 orang dari satgas sosial. Mereka disiagakan pada sejumlah titik-titik strategis anak jalanan, gelandang dan pengemis.

"Selain ada yang siaga di titik strategis, satgas sosial juga kami tugaskan melakukan patroli. Biasanya, saat puasa aktivitas anak jalanan, gelandang dan pengemis meningkat," katanya.

Untuk satgas sosial yang disiagakan itu, katanya, ditempatkan pada titik-titik strategis. Misalnya, di lampu-lampu merah dan pusat-pusat keramaian seperti di pusat perbelanjaan dan taman kota.

Satgas yang ditempatkan di titik-titik strategis bisa langsung mengambil tindakan penertiban ketika menemukan aktivitas anak jalanan, gelandang, dan pengemis. Begitu juga satgas yang melakukan patroli.

"Anak jalanan, gelandang, dan pengemis yang ditertibkan, dibawa ke posko atau ke kantor dinsos untuk kami indentifikasi. Jika warga luar, kami pulangkan, kalau warga kota, kami asesmen," katanya.