TUJUH TITIK KAWASAN HUTAN NTB RAWAN KEBARAKAN

id

Mataram, 16/9 (ANTARA) - Kepala Dinas Kehutanan Nusa Tenggara Barat Hj. Hartina mengatakan, tujuh titik kawasan hutan di wilayahnya rawan kebakaran pada musim kemarau.

"Ketujuh titik kawasan hutan yang rawan kebakaran itu berada di empat kabupaten, yaitu Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Bima," katanya di Mataram, Jumat.

Di Kabupaten Lombok Barat, kata dia, titik kawasan hutan yang rawan terbakar berada di Kecamatan Sekotong, Lombok Tengah di kawasan Mareje, sedangkan di Kabupaten Lombok Timur terdapat di Kecamatan Jerowaru dan Sambalia.

Sementara di Kabupaten Bima, Pulau Sumbawa, NTB, berada di kawasan hutan Wera dan Tambora Bima.

Namun, kata dia, dari seluruh kawasan hutan yang rawan kebakaran itu, kawasan hutan di Lombok Timur dinilai paling rawan karena pada musim kemarau, kondisi hutannya cukup kritis yang ditandai dengan pepohonan dan rumput yang mengering.

"Tujuh titik hutan rawan kebakaran masih terbilang tidak luas jika dibandingkan dengan sejumlah daerah di Indonesia. Satu titik di tiap kawasan, luasannya diperkirakan berkisar antara lima hingga 10 hektare," katanya.

Dari tujuh titik kawasan hutan yang rawan kebakaran itu, kata Hartina, beberapa hektar sudah terbakar, yakni di kawasan Gunung Tambora. Kebakaran terjadi pada Agustus 2011.

"Kebakaran hutan itu tidak sampai meluas karena cepat diatasi oleh petugas dan masyarakat," ujarnya.

Ia mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan di NTB, pihaknya bekerja sama dengan para penyuluh kehutanan yang ada untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat di kawasan hutan agar tidak menyalakan api, terlebih pada musim kemarau.

Masyarakat yang melakukan perburuan juga diimbau untuk tidak sembarangan membuang puntung rokok.

Hartina menambahkan, pihaknya juga tetap melakukan penghijauan di kawasan hutan yang dianggap rawan kebarakan. Kegiatan penghijauan itu dilakukan bekerja sama dengan instansi dan lembaga terkait.

"Masyarakat sekitar kawasan hutan juga diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran, baik yang disebabkan oleh alam maupun masyarakat sendiri," katanya.

Data Dinas Kehutanan NTB tercatat luas hutan di NTB, mencapai lebih dari 1,06 ha, yang terdiri dari hutan produksi seluas 449.513 ha, hutan lindung 451.599 ha, dan hutan konservasi seluas 168.884 ha. (*)