KENDARAAN BERMOTOR PENYUMBANG TERBESAR PENCEMARAN UDARA DI MATARAM

id

     Mataram, 21/9 (ANTARA) - Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Mataram  H. Mutawalli  menilai, kendaraan bermotor penyumbang terbesar dalam pencemaran udara di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat.

     "Kendaraan bermotor penyumbang polusi udara terbesar, kalau industri tidak terlalu karena tidak ada pabrik skala besar di Kota Mataram," katanya di Mataram, Rabu.

     Namun, ia tidak mengetahui secara pasti tingkat pencemaran udara di Kota Mataram, karena belum pernah dilakukan uji tingkat polusi udara.

     Pemerintah Kota Mataram hingga saat ini belum memiliki alat untuk melakukan uji kualitas udara di wilayahnya.

     Pihaknya, kata Mutawalli, selama ini hanya melakukan uji emisi kendaraan bermotor untuk mengukur ambang batas gas buangnya. Kegiatan itu dilakukan bekerja sama dengan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Regional Bali - Nusa Tenggara (Nusra).

     "Program pengujian emisi gas buang kendaraan bermotor rutin dilakukan setiap tahun," ujarnya.

     Ia memperkirakan, polusi udara di Kota Mataram akan semakin meningkat, seiring pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dan industri.

     Sementara di satu sisi, ruang terbuka hijau di ibukota Provinsi NTB, yang diharapkan bisa menyerap karbon dioksida (CO2) semakin berkurang karena berubah fungsi, akibat pembangunan infrastruktur jalan dan bangunan yang cukup pesat.

     Meskipun demikian, kata Mutawalli, pihaknya tetap mendorong semua pihak untuk berperan aktif memperhatikan kualitas lingkungan. Salah satunya melalui program langit biru yang sudah diterapkan beberapa tahun lalu.

     Salah satu bentuk kegiatan program langit biru adalah  mengajak masyarakat menanam pohon di pinggir jalan raya yang diharapkan bisa menyerap CO2.

     Pemerintah Kota Mataram juga meminta para penyalur sepeda motor untuk ikut menyumbangkan sebagian keuntungannya untuk perbaikan kualitas lingkungan.

     "PT Astra Motor sudah berpartisipasi. Dari satu unit motor yang berhasil dijual ada dana penanaman satu batang pohon. Ke depan, kami akan mengajak dealer sepeda motor lainnya untuk berpartisipasi," ujarnya.

     Data PT Jasa Raharja NTB menyebutkan, peningkatan jumlah kendaraan terutama sepeda motor pada 2010 diperkirakan mencapai 85 persen. (*)