Mataram (ANTARA) - Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Nusa Tenggara Barat siap mendukung Bank Indonesia (BI) dalam upaya penyebarluasan digitalisasi pembayaran secara nontunai, salah satunya melalui penggunaan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS).
Komitmen untuk saling mendukung tersebut diungkapkan dalam pertemuan antara Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB Heru Saptaji dengan Kepala Biro ANTARA NTB Riza Fahriza, di Mataram, Senin.
"Yang menjadi fokus kami sekarang ini adalah bagaimana memperluas jumlah pengguna (user) QRIS," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Heru Saptaji.
QRIS adalah standar kode QR yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia yang bertujuan untuk mengintegrasikan seluruh metode pembayaran nontunai di Indonesia.
Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB menargetkan sebanyak 300.000 pengguna QRIS pada 2022. Jumlah tersebut meningkat signifikan, dibandingkan realisasi pengguna QRIS di NTB, pada 2021 yang melampaui target dengan jumlah sebanyak 129.000 pelaku usaha.
Menurut Heru, pengguna QRIS di NTB akan terus berkembang dan diharapkan bisa menyamai daerah lainnya di Indonesia, yang sudah banyak memanfaatkan QRIS untuk bertransaksi secara nontunai.
"Pertumbuhan jumlah pengguna QRIS di NTB cukup bagus. Kalau digambarkan, grafiknya naik lurus ke atas, bukan naik lurus ke samping," ujarnya.
Dalam upaya memperluas pengguna QRIS, lanjut Heru, pihaknya terus menggencarkan sosialisasi cara penggunaan dan manfaat bertransaksi nontunai kepada masyarakat umum, pelaku usaha, kalangan mahasiswa dan dosen, serta pondok pesantren.
Adapun manfaat penggunaan QRIS adalah untuk membuat proses transaksi menjadi lebih mudah dan praktis. Cukup dengan satu QR Code saja bisa melayani berbagai aplikasi pembayaran digital yang sudah mendapatkan izin di Indonesia.
Manfaat yang kedua adalah mengurangi risiko mendapatkan uang palsu dan pendaftaran merchant atau toko yang lebih mudah.
"Penggunaan QRIS juga dalam rangka mencegah penularan virus COVID-19 melalui transaksi pembayaran secara tunai," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Biro ANTARA NTB Riza Fahriza mengatakan penggunaan transaksi pembayaran secara digital sudah menjadi tren di berbagai negara maju, sehingga mau tidak mau Indonesia juga harus menggunakannya agar tidak tertinggal.
Ia juga mencontohkan salah satu kasus seorang pejabat yang tiba-tiba sakit di Beijing, China, dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit yang menerapkan sistem pembayaran nontunai.
"Kebetulan ada Kepala Biro ANTARA di Beijing ikut membantu proses pembayaran biaya rumah sakit secara nontunai," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Riza juga menjelaskan rencana ANTARA Biro NTB yang akan menggelar kegiatan Rinjani Color Run di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur pada 20 Agustus 2022. Kegiatan tersebut akan dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Proses pendaftaran para peserta dilakukan secara digital, yakni menggunakan barcode untuk bisa masuk dalam aplikasi google form dan pembayaran uang pendaftaran langsung ditransfer ke rekening panitia.
"Kami juga berharap melalui Rinjani Color Run tersebut, Bank Indonesia bisa berpartisipasi menyosialisasikan penggunaan QRIS," ujarnya