Cabuli anak kekasih usia 5 tahun, pria ini harus di penjara 7,5 tahun

id vonis pengadilan,pencabulan,pacar ibu kandung

Cabuli anak kekasih usia 5 tahun, pria ini harus di penjara 7,5 tahun

Gedung Pengadilan Negeri Mataram di Jalan Langko, Kota Mataram. (ANTARA/Dhimas B.P.)

Mataram (ANTARA) - Majelis hakim menjatuhkan vonis kepada terdakwa pelaku pencabulan terhadap anak berusia 5 tahun di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Heriyanto, dengan hukuman 7,5 tahun penjara.

Dalam sidang putusan pada Pengadilan Negeri Mataram, Senin, Pria asal Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, yang berusia 38 tahun tersebut turut dijatuhkan pidana denda Rp1 miliar subsider 6 bulan kurungan.

Penasihat hukum terdakwa, Denny Nur Indra di Mataram, menanggapi putusan tersebut dengan menyatakan mengajukan upaya hukum lanjutan ke tingkat banding.

"Kami akan ajukan banding terhadap putusan hakim itu," kata Denny.

Baca juga: Janjikan masuk perguruan tinggi, pria 65 tahun cabuli 10 mahasiswi di Mataram

Baca juga: Anak usia 11 tahun di Kabupaten Bima dibunuh kakak tiri dengan cara digantung


Dalam putusan, majelis hakim yang dipimpin Kelik Trimargo, menyatakan perbuatan Heriyanto terbukti melanggar Pasal 82 ayat 2 Perppu 1/2016 Juncto Pasal 76E Undang-Undang Nomor 35/2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23/2002 tentang Perlindungan Anak.

Pembuktian pasal pidana tersebut turut diuraikan dalam sidang putusan. Heriyanto dinyatakan telah terbukti mencabuli korban berdasarkan alat bukti dan keterangan saksi yang dihadirkan selama persidangan, salah satunya keterangan ahli forensik yang menyatakan ada bekas luka pada kelamin korban.

Dari uraian putusan, terungkap bahwa korban merupakan anak kandung dari pacar Heriyanto. Dengan memanfaatkan kedekatan tersebut, Heriyanto beraksi di kamar indekos yang dihuni korban bersama ibu kandungnya di wilayah Mataram, pada akhir tahun lalu.

Kemudian Heriyanto beraksi ketika ibu kandung korban pergi bekerja. Terdakwa yang hanya tinggal berdua dengan korban memanfaatkan kondisi tersebut.

Perbuatan Heriyanto terungkap ketika ibu kandung korban mendengar putri semata wayangnya merasa kesakitan saat buang air kecil.

Setelah mendapat pengakuan dari korban, ibu kandungnya langsung melaporkan Heriyanto ke Polresta Mataram.