Anak usia 11 tahun di Kabupaten Bima dibunuh kakak tiri dengan cara digantung

id Adik,Kakak Tiri,Bima

Anak usia 11 tahun di Kabupaten Bima dibunuh kakak tiri dengan cara digantung

Pelaku

Bima (ANTARA) - Sat Reskrim Polres Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) berhasil membongkar kasus dugaan gantung diri anak usia 11 tahun di Teke, ternyata dibunuh kakak tirinya. 

"Kasus tersebut bukanlah kasus bunuh diri murni melainkan telah mengarah pada kasus dugaan pembunuhan," kata Kasat Reskrim Polres Bima Polda NTB, AKP Masdidin SH lewat Kasi Humas, Iptu Adib Widayaka, Senin. 

Kasus ini terungkap dari hasil pemeriksaan kedua  terhadap saudara korban inisia HR (22) dan telah mengakui bahwa korban tidak meninggal dengan cara gantung diri, melainkan korban meninggal karena dibunuh. 

Terduga pelaku sendiri merupakan kakak tiri beda bapak dengan korban yang masih duduk di bangku Kelas Empat SD tersebut.
 
“Pelaku telah diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut," katanya. 

Ia mengatakan, saudara HR juga termasuk salah seorang dari tiga saksi yang pertama kali menemukan korban meninggal saat gantung diri.

Awalnya, pihak keluarga tidak menuntut atau menyalahkan siapapun atas kasus dugaan bunuh diri tersebut dan untuk menguatkan pernyataannya pihak keluarga membuat surat pernyataan menerima dengan ikhlas atas meninggalnya korban.
 
Namun diketahui, surat pernyataan seperti itu tidak memiliki kekuatan hukum mengikat yang serta merta dapat membuat pihak kepolisian menghentikan pengusutan.

"Dari hasil penyelidikan kuat dugaan korban dibunuh," katanya. 
 
Korban ditemukan meninggal dengan leher terlilit tali yang terikat di palang kayu kolong rumah panggungnya, Rabu (15/6) sekitar Pukul 11.00 Wita. 

Saksi yang melihat pertama kali, adalah saudara HR dan dua orang perempuan yang merupakan tetangga korban. Sedangkan saksi yang pertama kali memegang dan memotong tali ada lima orang warga.
 
Hal itu diketahui berdasarkan keterangan saksi-saksi dalam proses pemeriksaan sebagai bagian dari pengembangan kasus terkait. Saksi pertama, mengaku, sempat menyapa korban pada pukul 06.00 Wita sebelum ditemukan meninggal, dengan menanyakan apakah korban tidak sekolah hari ini, dan korban menjawab tidak.
 
Selanjutnya Pukul 08.00 Wita saksi berikutnya, menyatakan bahwa masih melihat korban di depan rumahnya sedang bermain. Diperkuat saksi lainnya, bahwa korban dalam kesehariannya memang sering bercanda dengan teman-temannya.
 
Sementara itu HR, saat masih diperiksa sebagai saksi mengaku sekitar pukul 10.30 Wita, hendak mencari korban untuk disuruh makan siang. Namun tidak ditemukan dan pada akhirnya HR  memeriksa kolong rumah dan menemukan korban sudah dalam keadaan meninggal gantung diri.
 
"Saat itu HR sampai teriak histeris dan membuat kaget dua tetangga perempuan mereka yang langsung mendatangi TKP," katanya.