Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menyatakan antusiasme calon pekerja migran Indonesia (CPMI) di daerah setempat untuk bekerja ke luar negeri dengan tujuan Malaysia semakin meningkat.
"Setelah dibuka kembali pengiriman calon PMI tujuan Malaysia, antusiasme warga untuk berangkat ke luar negeri cukup tinggi," kata Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Tengah, H Reman di Praya, Rabu.
Penempatan CPMI ke Malaysia sempat dihentikan sementara, namun sejak awal Agustus telah mulai dibuka kembali. Sehingga saat ini setiap hari ada saja yang datang untuk mendaftar. Pendaftaran CPMI saat ini dibatasi, karena tingginya minat warga yang akan bekerja ke luar Negeri.
"Untuk proses verifikasi kita batasi. Satu perusahaan kita berikan kuota 20 orang dan dalam sehari bisa mencapai 140 CPMI yang ikut verifikasi. Kalau sebelum dibuka, sekitar 30 orang yang daftar," katanya.
Jumlah CPMI di Lombok Tengah yang telah terdaftar atau memiliki ID sebanyak 2.085 orang untuk semua negara. Namun, yang paling dominan saat ini CPMI tujuan Malaysia sebanyak 1.415 orang, tujuan Taiwan 500 orang dan Arab Saudi 235 orang.
"Ini data hingga Bulan Juli," katanya.
Para CPMI yang telah terdaftar itu, selanjutnya mereka akan membuat paspor dan pengajuan visa, setelah itu baru bisa diterbangkan menuju negara tujuan.
"Berapa CPMI yang telah terbang, data masih belum di rekap. Karena mereka diberangkatkan oleh masing-masing perusahaan," katanya.
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyatakan Indonesia menghentikan sementara penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) sektor domestik ke Malaysia, karena tidak mengikuti kesepakatan dalam MoU untuk menerapkan sistem satu kanal (one channel system) pada 1 April 2022.
Kedua negara telah menandatangani MoU tentang Penempatan dan Pelindungan PMI Sektor Domestik di Malaysia pada 1 April 2022 yang menyatakan penempatan lewat sistem satu kanal sebagai satu-satunya cara menempatkan PMI sektor domestik ke Malaysia.
Namun, kata Menaker Ida, perwakilan Indonesia di Malaysia menemukan bukti bahwa negeri jiran masih menerapkan sistem di luar sistem yang telah disepakati bersama kedua negara, yaitu system maid online (SMO) yang dikelola Kementerian Dalam Negeri Malaysia melalui Jabatan Imigreseen Malaysia.
"Hal ini tentu tidak sesuai dengan kesepakatan dan komitmen kedua negara, karena penempatan seharusnya menggunakan one channel system," katanya.
Penggunaan SMO membuat posisi tenaga kerja Indonesia (TKI) menjadi rentan tereksploitasi, karena tidak sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia dan tidak melalui tahap pemberangkatan yang benar.
"Terkait hal tersebut, KBRI di Kuala Lumpur merekomendasikan kepada Pemerintah Pusat untuk menghentikan sementara waktu penempatan PMI di Malaysia, hingga terdapat klarifikasi dari Pemerintah Malaysia termasuk komitmen untuk menutup mekanisme SMO sebagai jalur penempatan PMI," katanya.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Antusiasme calon PMI di Lombok Tengah tujuan Malaysia masih meningkat
Berita Terkait
Kementerian PPMI dan IOM gelar orientasi pra-pemberangkatan CPMI NTB ke Malaysia
Minggu, 3 November 2024 20:12
37 orang calon PMI NTB yang gagal berangkat terima ganti rugi Rp590 juta
Kamis, 17 Oktober 2024 18:44
Layanan daftar CPMI di Lombok Tengah kembali normal usai gangguan PDN
Senin, 24 Juni 2024 11:58
Disnakertrans NTB ajak calon pekerja migran kuasai bahasa asing
Rabu, 6 Maret 2024 18:39
Disnaker NTB sebut proses rekrutmen jadi titik rawan PMI ilegal
Senin, 4 Maret 2024 4:50
Disnakertrans NTB minta Kades selektif beri izin CPMI
Minggu, 24 Desember 2023 21:47
7 warga Mataram lulus seleksi CPMI ke Arab Saudi gratis
Senin, 30 Oktober 2023 14:33
Jaksa melanjutkan penahanan tersangka perekrutan CPMI nonprosedural
Senin, 16 Oktober 2023 21:00