Aceh punya kekuatan di sektor wisata kuliner

id Aceh,ekonomi,pariwisata,kuliner,wisatawan,bisnis,Kemenparekraf,festival kuliner

Aceh punya kekuatan di sektor wisata kuliner

Menparekraf Sandiaga Uno (tengah) saat menikmati kuliner khas Aceh ayam tangkap usai mengisi acara dengan milenial Aceh, di Banda Aceh, Rabu (3/8/2022) malam. (FOTO ANTARA/Rahmat Fajri)

Banda Aceh (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan bahwa Provinsi Aceh memiliki kekuatan di sektor wisata kuliner sehingga itu bisa mendatangkan wisatawan berkunjung ke "Tanah Rencong" itu.

“Kuliner itu jadi sesuatu kekuatan kita, dari sekian banyak event itu ada yang 'survive' seperti ACF (Aceh Culinary Festival), ini jadi daya tarik mendatangkan wisatawan ke Aceh,” kata Direktur Event Daerah Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf Reza Fahlevi, di Banda Aceh, Kamis.

Saat menjadi narasumber kegiatan Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2022 dengan tema “Bicara Apresiasi: Kuliner” di Taman Bustanussalatin, Kota Banda Aceh, ia mengatakan, event Aceh Culinary Festival (ACF) itu diyakini mampu mendongkrak kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara ke daerah berjuluk "Serambi Mekkah" itu.

Ia mengatakan tidak hanya menarik minat wisatawan hadir, ajang yang gelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh berkolaborasi dengan Kemenparekraf itu juga bisa menggerakkan perekonomian masyarakat, khususnya bidang UMKM.

Sebagai inisiator ACF, Reza menyampaikan bahwa ajang ini diadakan berangkat dari semangat untuk menarik hingga mengenalkan makanan khas Aceh ke wisatawan mancanegara. ACF dibangun dari sebuah narasi yang kuat dan memiliki cerita di balik khasnya kuliner Aceh, yang mungkin tidak ada di daerah lain. Kemudian dituangkan dalam sebuah ajang yang otentik, unik dan "experience".

Baca juga: Kemenparekraf bentuk tim tingkatkan keamanan digital
Baca juga: Kemenparekraf sebut biaya ke TN Komodo Rp3,75 juta untuk konservasi

“Nantinya pengunjung itu bisa mendapat pengalaman dan kesan yang mendalam, mereka jadi betul-betul merasakan Aceh kuliner,” kata mantan Kadisbudpar Aceh itu. Apalagi, kata dia, saat ini wisatawan kelas premium memang mencari kuliner yang otentik dan unik, mereka juga ingin mengetahui bagaimana cerita di balik lezatnya kuliner Aceh tersebut.

Jika itu tidak dibangun dari awal, kata dia, berarti ajang tersebut biasa-biasa saja dan tidak ada keunikan yang dapat diunggulkan. Ia menjelaskan wisatawan premium bisa datang dari mana saja, apalagi posisi Aceh secara geografis sangat strategis dan dekat dengan pasar. Tinggal bagaimana pemerintah daerah mengelola potensi yang sudah ada, sehingga bisa menjadi sumber peningkatan ekonomi masyarakat.

“Aceh itu sangat dekat dengan pasar, artinya Aceh berada di antara Selat Malaka, seberangnya ada Malaysia, Thailand dan Singapura yang sebenarnya itu pasar utama Pariwisata Aceh,” kata Reza Fahlevi.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal menjelaskan bahwa kegiatan ACF 2022 tidak hanya heboh di kalangan masyarakat Aceh saja, tetapi diketahui hingga ke Ibu Kota negara Jakarta. Bahkan, kuliner Aceh juga akan ditampilkan di salah satu hotel mewah di Jakarta yaitu Shangri-La. Manajemen hotel akan memamerkan beragam kuliner Aceh hingga tiga hari ke depan.

“Kuliner Aceh akan ditampilkan di Shangril-La selama tiga hari, mereka menghargai kuliner Aceh,” katanya. Menurut Almuniza Kamal kesempatan tersebut menjadi keuntungan bagi Aceh karena hotel itu memiliki jaringan di berbagai belahan dunia. Ini jadi momentum untuk mempromosikan kuliner khas tanah rencong. ACF atau festival kuliner Aceh tahun ini akan diselenggarakan pada 5-7 Agustus 2022 di Taman Sulthanah Safiatuddin Banda Aceh, dengan menghadirkan pelaku UMKM se-Sumatera.