Perputaran uang di Pasar Rakyat Mataram mencapai puluhan juta rupiah

id telur,pasar,rakyat

Perputaran uang di Pasar Rakyat Mataram mencapai puluhan juta rupiah

Kegiatan pasar rakyat di Taman Sangkareang Kota Mataram, dalam rangka HUT ke-77 RI dan menyambut HUT ke-29 Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (25/8-2022). 

Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, perputaran uang  setiap kegiatan pasar rakyat yang digelar pada enam kecamatan se-Kota Mataram mencapai puluhan juta rupiah. 

"Perputaran uang pada satu titik kegiatan pasar rakyat bisa mencapai Rp16 juta hingga di atas Rp20 juta," kata Kepala Bidang Pengendalian Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Kamis.

Sri yang ditemui di sela memantau kegiatan pasar rakyat di Taman Sangkareang yang merupakan hari terakhir dalam rangka HUT ke-77 RI dan menyambut HUT ke-29 Kota Mataram, mengatakan, dengan melihat perputaran uang itu dapat disimpulkan antusias masyarakat berbelanja di pasar rakyat cukup tinggi.

"Itu dipicu karena harga yang ditetapkan di pasar rakyat adalah harga distributor atau di bawah harga pasar," katanya.

Sementara dari hasil evaluasi selama enam kali kegiatan pasar rakyat di enam kecamatan, katanya, barang yang paling laris dibeli adalah sembako.

"Harga sembako di pasar rakyat ini jauh di bawah harga pasar, sehingga ibu-ibu antusias berbelanja," katanya.

Telur misalnya, untuk di pasar tradisional harganya mencapai Rp57 ribu hingga Rp60 ribu per 30 butir. Sedangkan di pasar rakyat harganya Rp52.000 per 30 butir.      

Begitu juga dengan gula pasir, harga di pasar dan retail modern mencapai Rp14.500 per kilogram, sedangkan di pasar rakyat berkisar Rp12.000 sampai Rp13.000 per kilogram. 

"Selain itu harga minyak goreng kemasan ada yang Rp12.500 per liter, sedangkan di retail modern bisa mencapai Rp19.000 sampai Rp20.000 ke atas per liter," katanya.

Menyinggung tentang harga telur yang mengalami kenaikan signifikan hingga Rp60.000 per 30 butir, Sri mengatakan, hal itu dipicu karena harga pakan ayam berupa jagung yang naik dari Rp3.000 per kilogram menjadi Rp9.000 per kilogram.

Selain itu harga bibit ayam (DOC) juga naik signifikan yakni dari Rp4.000 per ekor menjadi Rp12.000 per ekor. Sementara permintaan telur terus meningkat, termasuk untuk bantuan program keluarga harapan (PKH).

"Harapan kita, setelah PKH selesai kebutuhan telur kembali stabil agar harga telur juga bisa normal lagi," katanya.

Hal senada juga disampaikan Munahir salah seorang distributor telur dari UD Sinta yang sedang berjualan di pasar rakyat. 

Munahir mengatakan, kenaikan harga telur dipicu karena kenaikan harga pakan. Namun demikian, pihaknya juga tidak bisa memprediksi sampai kapan harga telur akan kembali normal.

"Untuk di pasar rakyat kita jual telur Rp52.000 per 30 butir, kalau harga normal ke agen Rp54.000 per 30 butir," katanya.