Demo kenaikan BBM marak, Rusnah menangguk untung

id Kenaikan BBM

Demo kenaikan BBM marak, Rusnah menangguk untung

Istimewa

Selama demo pendapatan per hari saya meningkat hingga Rp500.000, kalau tidak ada (demo) cuma dapat Rp200.000

Mataram (ANTARA) - Jari jemari Rusnah (60) begitu lincah dalam merobek kopi kemasan dan menuangkan air panas hingga mengocek air di dalam gelas. Satu per satu gelas plastik diasongkan ke pembelinya sembari senyum bahagia terpancar dari wajah tuanya.

Sudah empat hari ini berbeda dengan hari atau pekan sebelumnya. Pasalnya bukan apa-apa melalui aksi unjuk rasa kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nusa Tenggara Barat (NTB), sudah menaikkan omzet penjualan kopi di gerobak dorongnya.

"Selama demo pendapatan per hari saya meningkat hingga Rp500.000, kalau tidak ada (demo) cuma dapat Rp200.000," kata Rusnah kepada ANTARA NTB.

Dengan pendapatan sedemikian besar tersebut, cukup untuk dibawa pulang dan menarik nafas panjang dari kepenatan ramainya aksi unjuk rasa kenaikan BBM.

Bahkan bisa dikatakan Rusnah ini menjadi penyelamat bagi para aksi demo, karena dia menyiapkan dahaga para pedemo.

Pedagang lainnya yang marasakan dampak dari demo ini yaitu Didit (30) asal Dasan Agung, Kota Mataram yang mengatakan pendapatannya naik dari sebelum adanya demo.

Letaknya yang strategis yaitu di depan gedung sekretariatan DPRD NTB membuat dagangannya laris dibeli para massa aksi.

"Pendapatan tentu naik dari yang sebelumnya gara-gara ini (demo)," ujarnya.

Bukan hanya para pedagang yang meraup untung dari aksi demo tersebut, demikian pula halnya dengan Sulaeman, seorang pemulung yang bisa meraup untuk Rp100 ribu dari mengumpulkan botol air mineral beas pedemo.

"Biasanya saya hanya mendapatkan uang Rp15 ribu per hari sekarang bisa Rp100 ribu per hari," tandasnya.