Mataram, 14/5 (ANTARA) - Presiden Susilo Bambang Yodhoyono mengagendakan rapat evaluasi pemantapan implementasi program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau MP3EI Koridor V di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 18 Mei 2012.
"Kami sudah menerima pemberitahuan resmi bahwa Pak Presiden akan memimpin rapat pemantapan program MP3EI Koridor V di NTB, pada Jumat 18/5) siang," kata Kabag Humas dan Protokoler Setda Nusa Tenggara Barat (NTB) Tri Budiprayitno, di Mataram, Senin.
Ia mengatakan, untuk kelancaran pelaksanaan rapat pemantapan MP3EI itu, tim pendahulu dan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) akan datang ke NTB, Selasa (15/5).
Sesuai rencana, Presiden Yudhoyono akan singgah di NTB sebelum ke Timor Leste guna menghadiri pelantikan Presiden Timor Leste terpilih Jose Maria de Vasconcelos, atau lebih dikenal sebagai Taur Matan Ruak.
Pelantikan Presiden Timor Leste itu dijadwalkan 20 Mei 2012, namun Presiden Yudhoyono akan bertolak dari Jakarta pada Jumat (18/5) pagi menuju NTB dan baru akan bertolak Ke Timor Leste pada Sabtu (19/5).
Dijadwalkan, Presiden Yudhoyono akan bermalam di NTB sehingga waktu seharian itu akan dimanfaatkan untuk beragam kegiatan, termasuk memimpin rapat pemantapan implementasi program MP3EI Koridor V (mencakup wilayah NTB, Bali dan NTT).
"Lokasi rapat yang akan dipimpin Presiden Yudhoyono itu di Mataram, tempatnya bermalam juga di Mataram, namun belum jelas lokasi tepatnya karena masih dikoordinasikan," ujarnya.
Menurut Tri, semula diagendakan sejumlah kegiatan peresmian sehingga Pemerintah Provinsi NTB berupaya menyiapkan berbagai hal yang berkaitan dengan proyek yang akan diresmikan oleh Presiden Yodhoyono.
Berbagai kelengkapan seperti dokumen proyek yang sudah rampung atau hendak dikerjakan, dan hal lainnya disiapkan, karena dikabarkan Presiden akan meresmikannya.
Proyek-proyek tersebut antara lain jalan akses Bandara Internasional Lombok (BIL) sepanjang 21 kilometer yang sudah rampung dan sudah dimanfaatkan namun belum diresmikan.
Proyek lainnya yang akan diresmikan yakni jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) sepanjang 83 kilometer dari Ampenan-Jeranjang-Sengkol, atau dari Kota Mataram ke Kabupaten Lombok Tengah.
Juga diagendakan peresmian tiang bor (bor pile) pembangunan masjid akbar berkapasitas 15.000 orang di komplek 'Islamic Center'. Di masjid akbar itu akan dibangun menara Asma Husnah dengan tinggi 66 meter dan 99 meter.
"Tapi, tampaknya kegiatan peresmian itu tidak terjadwal lagi, yang diganti dengan rapat pemantapan implementasi program MP3EI, yang juga akan dihadiri Gubernur NTT dan para bupati/walikota dari wilayah NTT," ujarnya.
Kini, tambah Tri, Pemerintah Provinsi NTB tengah menyiapkan naskah penjabaran implementasi program MP3EI yang dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada 27 Mei 2011, sesuai keunggulan daerah.
Penjabaran MP3EI
Penjabaran MP3EI di wilayah NTB, mengarah kepada program unggulan yang juga telah dicanangkan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB yakni bidang pariwisata, pertanian-peternakan, dan perikanan dan kelautan.
Pada naskah direktif Presiden dalam mengimplementasikan MP3EI, ditegaskan bahwa harus ada upaya mempercepat kesiapan pembangunan di wilayah NTB antara lain infrastruktur dalam tiga tahun ke depan, dan harus memberikan hasil nyata.
Selain itu, NTB dituntut untuk menyusun rencana yang lebih pasti mengenai investor yang dapat mendanai pengembangan daerah, dan memenuhi "timeline" pembangunan fisik terowongan guna memenuhi ketersediaan sumber daya air, agar dapat diresmikan oleh Presiden pada akhir 2012.
Seperti provinsi lain, NTB juga dituntut untuk menindaklanjuti biota laut spon dan vorivera yang diperkirakan dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS.
Hal lainnya yakni, melakukan kajian cepat mengenai kemungkinan Provinsi NTB menyelenggarakan even berskala internasional, dan menetapkan kawasan Mandalika sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Nasional (Parnas).
Dari direktif Presiden terkait implementasi MP3EI itu, Pemprov NTB kemudian menyusun strategi pengembangan SDM dan iptek sesuai keunggulan koridor V MP3EI.
Tri menyebut strategi pengembangan di sektor perikanan, antara lain pendirian pusat pelatihan nelayan dan pengadaan program sertifikasi, pengembangan bibit unggul dan teknologi penangkapan ikan, dan pemberian pendampingan pada UKM perikanan untuk meningkatkan pengetahuan pengolahan yang memiliki nilai tambah tinggi serta pemberian skema mikro kredit PNPM Mandiri melalui koperasi nelayan.
Selain itu, penjalinan kerjasama dengan lembaga penelitian dan Universitas setempat untuk pengembangan teknologi pengolahan hasil perikanan bernilai jual lebih tinggi, penjalinan kerjasama dengan lembaga penelitian dan Universitas setempat untuk pengembangan teknologi budidaya garam agar tidak tergantung pada cuaca.
Strategi lainnya yakni pendirian pusat pelatihan budidaya garam dengan skala layanan kabupaten untuk diseminasi teknik dan kemungkinan integrasi penggunaan lahan tambak garam dan budidaya perikanan.
Sementara itu, strategi di sektor kelautan berupa riset tentang budidaya perikanan, riset pemetaan lokasi dan bibit rumput laut kualitas unggul, riset mengenai spoon poleivera, perkuatan SDM dan kelembagaan "seaweed center", pengembangan "biorock" pada kawasan wisata alam laut, dan pengembangan SDM untuk kemitraan usaha klaster rumput laut.
Sedangkan strategi di sektor peternakan berupa menjamin ketersediaan pakan sepanjang tahun dengan teknologi pakan murah untuk pemenuhan kebutuhan daging lokal dari produksi dalam negeri, dan mengadakan pelatihan dan pendampingan kelompok peternak dalam rangka penerapan program "Good Breeding Practice".
Selain itu, pengembangan teknologi untuk perbaikan mutu bakalan melalui inseminasi buatan, embrio transfer atau rekayasa genetika dalam waktu panjang.
"Kalau strategi di sektor pariwisata antara lain berupa pembangunan SDM Politeknik Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pengembangan iptek bidang penataan, pengelolaan dan pemantauan lingkungan dan kawasan wisata," ujarnya. (*)