Usia remaja menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) adalah usia 10-24 tahun yang belum menikah dan usia Sekolah Dasar (SD) yang dimaksud adalah usia 10-14 tahun. Ia menjelaskan makanan yang beragam adalah konsumsi makanan harian yang terdiri atas karbohidrat seperti nasi atau sumber karbohidrat lainnya, protein baik hewani maupun nabati, lemak dan vitamin, dan mineral dari sayur serta buah.
"Yang paling bagus adalah ikan, karena selain mengandung protein hewani yang bagus, juga mengandung vitamin, mineralnya juga mengandung lemak yang tidak jenuh, tidak berbahaya untuk tubuh," urainya.
Dosen yang mengambil magister ilmu gizi itu mengatakan remaja harus mulai mengurangi makanan yang mengandung pemanis, pewarna, perasa, dan pengawet buatan. Ia mengatakan laki-laki maupun perempuan harus menjaga kesehatan dan kecukupan gizinya agar terjaga juga kesehatan reproduksinya. "Asupan gizi mereka harus cukup dan sehat tentunya, juga dengan kesehatan reproduksi yang baik," ucap Nugraheni.
Baca juga: DP2KB Mataram siapkan Rp1 miliar pulsa tim pendamping "stunting"
Baca juga: Puskesmas Puyung cegah stunting melalui program peningkatan gizi
Dengan terjaganya kesehatan remaja, diharapkan organ reproduksinya juga menjadi sehat, sehingga nantinya bisa memiliki keturunan yang jauh dari stunting. "Nanti di dalam perjalanannya, laki-laki dan perempuan harus sama-sama menjaga kesehatan supaya kesehatan reproduksi tetap baik. Jadi, sejak SD sudah harus dipersiapkan," ucapnya.