Pemkot meningkatkan operasi mobil siaran keliling upaya mitigasi bencana

id siar,keling,bencana

Pemkot meningkatkan operasi mobil siaran keliling upaya mitigasi bencana

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, meningkatkan pengoperasian mobil siaran keliling untuk mengimbau warga agar proaktif melakukan mitigasi bencana hidrometeorologi sebagai dampak cuaca ekstrem.

"Biasanya, mobil siaran keliling beroperasi sekali sehari tapi sekarang kita minta dua kali sekali yakni pada pagi dan sore hari," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Jumat.

Bahkan, sambungnya, jadwal pengoperasian mobil siaran keliling tersebut bisa ditambah menjadi 3-4 kali sesuai dengan kondisi atau tingkat kebutuhan serta kerawanan potensi bencana hidrometeorologi.

"Hal itu sebagai langkah antisipasi dan komitmen bersama yang telah disepakati melalui apel siaga bencana pada Kamis (13/10)," katanya.

Wali Kota Mataram Mohan Roliskana sebelumnya meminta agar mobil siaran keliling segera diturunkan dan diaktifkan keliling setiap hari memberikan imbauan terutama pada kawasan rawan bencana, seperti di sepanjang sungai dan pesisir pantai.

Imbauan tersebut dimaksudkan untuk mengingatkan masyarakat agar berbagai potensi bencana akibat cuaca ekstrem dapat diantisipasi, sehingga masyarakat diminta selalu waspada dan tidak melakukan aktivitas pada lokasi yang berpotensi rawan bencana.

"Masyarakat yang ada di sekitar sungai kita harapkan untuk sementara tidak melakukan aktivitas di pinggir sungai. Apalagi jika hujan terjadi secara merata," katanya.

Dia juga meminta semua petugas meningkatkan kesiagaan terhadap bencana yang mengancam di mana dan kapan saja.

"Baik itu untuk perlengkapan mitigasi, menyediakan stok pangan, sampai dengan menyiapkan posko bencana," katanya.

Dalam penanganan bencana di lapangan. Pemkot Mataram akan berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk dari unsur Polri, TNI dan instansi lain yang berkaitan dengan penanganan bencana.

Penanganan lintas sektor ini dilakukan untuk meminimalisasi adanya korban serta menciptakan rasa tenang dan nyaman di tengah masyarakat.

"Masyarakat juga kita imbau untuk bekerja sama mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

Misalnya, katanya, dengan cara ikut membersihkan lingkungan, memastikan selokan tidak tersendat yang berpotensi menyebabkan banjir maupun genangan air.

"Kalau masyarakat menemukan hal-hal yang berpotensi mengancam keselamatan jiwa, seperti pohon tumbang, atau adanya potensi lainnya agar menghubungi lurah atau menghubungi 'call center' 112," katanya.