Saham Inggris berbalik menguat, indeks bangkit 0,61 persen

id saham Inggris,indeks FTSE 100

Saham Inggris berbalik menguat, indeks bangkit 0,61 persen

Kantor Bursa Efek London Group terlihat di Kota London, Inggris. ANTARA/REUTERS/Toby Melville/am.

London (ANTARA) - Saham-saham Inggris ditutup lebih tinggi pada perdagangan Rabu waktu setempat (26/10/2022), berbalik menguat dari kerugian sehari sebelumnya, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London bangkit 0,61 persen atau 42,59 poin menjadi menetap di 7.056,07 poin.

Indeks FTSE 100 turun tipis 0,01 persen atau 0,51 poin menjadi 7.013,48 poin pada Selasa (25/10/2022), setelah menguat 0,64 persen atau 44,26 poin menjadi 7.013,99 poin pada Senin (24/10/2022), dan terkerek 0,37 persen atau 25,82 poin menjadi 6.969,73 poin pada Jumat (21/10/2022).

Saham Antofagasta PLC, perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan tambang tembaga di Chile dan melakukan kegiatan eksplorasi di Chile dan Peru melambung 7,06 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan atau blue chips.

Diikuti oleh saham perusahaan farmasi multinasional Inggris yang memproduksi obat generik tanpa merek dan berlisensi Hikma Pharmaceuticals PLC melonjak 4,96 persen, serta perusahaan pertambangan logam mulia Meksiko yang didirikan di Inggris dan berkantor pusat di Mexico City Fresnillo PLC terangkat 4,31 persen.

Baca juga: Saham Jerman berakhir positif, indeks melonjak 1,09 persen
Baca juga: Saham Prancis perpanjang kenaikan, indeks menguat 0,41 persen


Sementara itu, saham Evraz PLC, perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Disusul oleh perusahaan jasa keuangan dan perbankan multinasional Inggris Standard Chartered PLC yang anjlok 5,12 persen, serta perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan berbagai macam produk rumah tangga, perlengkapan mandi, kesehatan, dan makanan secara global Reckitt Benckiser Group PLC kehilangan 4,09 persen.