SUMBAWA BARAT KEMBANGKAN TRADISI BERBURU BABI HUTAN

id

     Sumbawa Barat, NTB, (ANTARA) -  Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengembangkan tradisi berburu babi hutan atau yang disebut "main bai" oleh masyarakat suku Samawa di Taliwang, menjadi even pariwisata terjadwal. {jpg*2}
     "Ini pertama kalinya tradisi 'maen bai' di Sumbawa Barat dikembangkan menjadi even pariwisata terjadwal, yang melibatkan pemburu dalam jumlah banyak," kata Bupati Sumbawa Barat KH Zulkifli Muhadli, di sela-sela even "maen bai" di kawasan hutan Tiu Poso, Sumbawa Barat, Sabtu (1/9).
     Tradisi berburu babi hutan di kawasan hutan Tiu Poso, Desa Bangkat Munte, Kecamatan Brang Rea, Sumbawa Barat itu, sudah ada sejak ratusan tahun silam. {jpg*3}
      Namun, sejauh ini aktivitas masyarakat desa di sekitar kawasan hutan itu, hanya sebatas kegiatan rutin untuk mengamankan tanaman pangan dari serangan babi hutan. Babi hutan itu seringkali mendekati lahan pertanian warga sehingga dilakukan perburuan.
      Masyarakat desa itu berburu babi hutan menggunakan tombak yang oleh masyarakat setempat disebut "poke" (ujung tombang bercabang) dan "buja" (ujung tombak lurus tanpa cabang), dan anjing sebagai rekan berburu.
      Mulai Sabtu (1/9), tradisi berburu babi hutan itu dikembangkan menjadi even pariwisata di Kabupaten Sumbawa Barat. {jpg*4}
      Ribuan pemuda membawa tombak dan anjing menelusuri kawasan hutan Tiu Poso yang luasanya lebih dari 20 hektare itu, untuk memburu babi hutan.
      Mereka berkelompok menusuri kawasan hutan itu dari berbagai arah, agar dapat mengepung babi hutan di kawasan tersebut.
      Lebih dari 70 kelompok, setiap kelompok 30 orang, sehingga jumlah pemburu babi hutan itu mencapai 2.000 orang lebih.
      Hanya saja, aksi berburu dalam even pariwisata itu hanya menghasilkan dua ekor rusa, yang hasilnya dibawa ke dataran rendah di kawasan itu untuk ditunjukkan kepada Bupati Sumbawa Barat dan pejabat lainnya yang sudah menunggu.
      Lebih dari 200 orang pemuda bertombak itu belum berhasil mendapatkan babi hutan sebagai sasaran utama aksi berburu, yang juga disaksikan sejumlah wisatawan mancanegara itu.  {jpg*5} 
      Padahal, Bupati Sumbawa Barat sudah menyediakan hadiah utama berupa seekor ternak sapi dan empat ekor kambing bagi yang berhasil mendapatkan babi hutan.
      Zulkifli mengatakan, meskipun diawal even pariwisata "maen bai" itu belum menghasilkan buruan yang dikehendaki, namun kegiatan sudah resmi menjadi even tetap dalam kalender pariwisata tahunan Sumbawa Barat.      
      "Mulai sekarang, tradisi berburu babi hutan atau 'maen bai' yang sudah menjadi hobi masyarakat itu dikembangkan menjadi even pariwisata terjadwal. Kami yakin wisatawan mancanegara dari Amerika dan negara lainnya akan meminati even ini," ujarnya.
     Bupati dua periode sejak 2005 itu yang sudah menyatakan akan bertarung pada Pemilihan Gubernur NTB, 13 Mei 2013 itu, mengaku sempat berdiskusi dengan para wisatawan mancanegara yang menyaksikan tradisi "maen bai" itu.
     Menurut dia, even pariwisata "maen bai" itu akan diubah dari bulan September menjadi Juni atau Juli agar wisatawan dari Amerika dan Eropa dapat ikut menyaksikannya secara langsung.
     "Wisatawan Amerika dan Eropa lagi sibuk kalau bulan-bulan begini (September-Oktober), sehingga disarankan pada bulan Juni atau Juli saja, dan itu akan kami penuhi," ujarnya.
     Zulkifli mengaku akan segera menerbitkan aturan perburuan babi hutan itu, beserta mekanisme pelaksanaannya yang diawali dengan kegiatan penggiringan babi dari kawasan hutan pada malam hari.
     Pada pagi harinya, dilakukan perburuan massal yang menampilkan tontonan menarik bagi masyarakat setempat dan para wisatawan.
     "Kedepan, setiap pemburu yang mendapatkan babi hutan berhak atas hadiah, dan hasil buruan itu akan dilelang secara terbuka dan hasilnya akan disumbangkan kepada fakir miskin dan anak-anak terlantar," ujarnya.
     Dengan begitu, kata Zulkifli, masyarakat tetap termotivasi untuk bebruru hutan dan lahan pertanian mereka aman dari serangan hama babi hutan itu.
     Untuk pembinaan para pemburu babi hutan, Pemkab Sumbawa Barat melibatkan pengurus Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin), agar kegiatan perburuan terarah, dan tidak merugikan pihak mana pun. (*)