ATOSIM OPERASIKAN FERRY RUTE KAYANGAN-POTO TANO

id

     Mataram, 13/9 (ANTARA) - PT Atosim Lampung Pelayaran mulai mengoperasikan kapal penyeberangan (ferry) rute Kayangan (Lombok Timur)- Poto Tano (Sumbawa Barat),  guna melayani kebutuhan transportasi antarpulau di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

     "Peluncuran kapal ferry dibawah pengelolaan PT Atosim Lampung Pelayaran itu dijadwalkan Jumat (14/9) sore di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi NTB Ridwan Syah, di Mataram, Kamis.

     Ia mengatakan, PT Atosim mengoperasikan satu unit kapal ferry yang diberi nama Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Mutiara Alas 1.

     Kapal penyeberangan untuk menghubungkan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa itu didatangkan dari Hiroshima, Jepang, dan secara teknis sudah dioperasikan pada rute Kayangan-Poto Tano, sejak tiga pekan lalu, meskipun baru akan diresmikan pelayarannya pada Jumat nanti.

     "KMP Mutiara Alas 1 itu merupakan kapal ke-15 dari 16 unit kapal yang dialokasikan untuk beroperasin di rute Kayangan-Poto Tano. Satu unit kapal ferry lainnya yang dikelola PT Jembatan Madura Indonesia (JMI) sedang dalam proses administrasi," ujarnya.

     Menurut Ridwan, sementara ini untuk rute penyeberangan Kayangan-Poto Tano, cukup 16 unit kapal, atau bertambah tiga unit dari tahun lalu yang berjumlah 13 unit. Ke-16 unit kapal itu menggunakan dua unit dermaga ferry atau masing-masing dermaga delapan unit.

     Penambahan tiga unit kapal ferry itu merupakan upaya PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry yang berkoordinasi dengan pemerintah daerah di NTB dan pengelola kapal, sebagai bagian dari upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi darat antarpulau.

     Tiga unit kapal ferry tambahan itu masing-masing satu unit dikelola PT JMI, PT Atosim Lampung Pelayaran (ALP) dan PT ASDP Indonesia Ferry.

      PT ALP merupakan perusahaan penyeberangan yang baru akan beroperasi di wilayah NTB, namun telah sarat pengalaman di wilayah lain.

     Tiga belas unit lainnya dikelola PT Jembatan Madura sebanyak dua unit, PT Jembatan Madura Indonesia (JMI) satu unit, PT Jembatan Lautan (JL) satu unit, PT Sarana Putramaster (SP) dua unit, dan PT Dharma Lautan Utama (DLU) dua unit, PT Nusa Wangi satu unit dan PT Munawar satu unit.

     "Kebijakan penambahan armada sebanyak tiga unit itu, juga untuk mengoptimalkan keberadaan masing-masing dua unit dermaga ferry di Pelabuhan Kayangan dan di Pelabuhan Poto Tano," ujarnya.

     Rute Kayangan-Poto Tano sepanjang 12 mil dengan waktu tempuh 45 menit hingga satu jam. Setiap unit kapal penyeberangan itu dioperasikan dalam enam trip. 

     Sebagai pembanding, rute Lembar (Lombok) ke Padangbai (Bali) didukung 21 armada kapal penyeberangan. Rute tersebut sepanjang 35 mil dengan waktu tempuh 4-5 jam, dan setiap unit kapal dioperasikan dalam dua trip.

     Izin operasional kapal penyeberangan dengan rute Kayangan-Poto Tano atau lintasan antarpulau dalam satu provinsi itu merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi NTB dalam hal ini melalui Dishubkominfo NTB.

     Namun, izin operasional itu baru akan terbit setelah memenuhi sejumlah kelaikan, yakni laik keselamatan pelayaran dari Adpel, dan laik beroperasi dari Dishubkominfo NTB.

     "Tentu penambahan armada ferry itu juga mempertimbangkan usia kapal. Diupayakan yang usianya sekitar tujuh tahun, karena mayoritas kapal ferry yang beroperasi usianya rata-rata sudah 20 tahun," ujarnya. (*)