Pemkot Mataram menyiapkan skenario penanganan bencana di wilayah pesisir

id bencana,pesiir,pantai

Pemkot Mataram menyiapkan skenario penanganan bencana di wilayah pesisir

Ilustrasi: puluhan personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Minggu (6/11-2022) melakukan penanganan terhadap salah satu fasilitas ruang publik warga di Lingkungan Perigi, Dasan Agung, yang mengalami longsor akibat hujan deras disertai angin kencang pada Sabtu (5/11) sekitar pukul 14.00 Wita. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan skenario penangan bencana di wilayah pesisir pantai sepanjang 9,1 kilometer sebagai langkah mitigasi dampak bencana akibat gelombang pasang.

"Berbagai skenario penanganan bencana di wilayah pesisir sudah disiapkan secara maksimal oleh Tim Siaga Bencana Kota Mataram," kata Wali Kota Mataram Mohan Roliskana di Mataram, Selasa.

Pernyataan itu disampaikan menyikapi informasi dari BMKG yang menyebutkan adanya potensi kenaikan air laut akibat gelombang tinggi yang mencapai 2,5 meter hingga 3 meter dalam beberapa hari ke depan.

Informasi itu, katanya, sudah dilaporkan oleh tim siaga bencana sehingga berbagai upaya terkait penanganan di wilayah pesisir sudah dilakukan persiapan. Misalnya, untuk persiapan titik evakuasi, tenda darurat, logistik, karung untuk pasir penahan gelombang sementara, bahkan untuk kesiapan dapur umum darurat.

"Alhamdulillah, tim sudah menyiapkan skenario penanganan mitigasi bencana secara menyeluruh dan sampai hari ini kondisi 9,1 kilometer pesisir pantai di Kota Mataram masih terkendali, dan belum ada warga yang dievakuasi," katanya.

Di sisi lain, wali kota mengatakan, selain menyiapkan penanganan bencana di wilayah pesisir, tim siaga bencana sudah melakukan langkah mitigasi bencana secara keseluruhan.

Bahkan dengan telah terbentuknya tim siaga bencana tingkat kelurahan pada 50 kelurahan se-Kota Mataram, dinilai efektif melaporkan potensi bencana yang ada di wilayah masing-masing.

Potensi bencana tidak hanya terkait bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, gelombang pasang, dan angin puting beliung saja melainkan juga potensi bencana seperti tiang listrik yang hampir jatuh, kabel listrik yang membahayakan, atau tembok warga yang akan roboh juga harus dilaporkan.

"Jadi potensi-potensi kebencanaan di wilayah masing-masing dilaporkan segera, agar bisa tertangani langsung sebelum menimbulkan bencana dan berdampak pada warga sekitar," katanya.

Sementara terkait dengan sejumlah titik genangan air yang muncul ketika terjadi hujan deras dan merata, wali kota menilai, dalam kondisi seperti itu genangan tidak bisa dihindari karena terjadi antrean air masuk ke drainase.

"Ketika hujan reda, genangan akan surut secara bertahap melalui drainase. Untuk kondisi drainase kita sudah cukup baik karena petugas rutin melakukan normalisasi," katanya.

Prinsipnya, tambah wali kota, tim siaga bencana di bawah koordinator Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah melakukan pemetaan potensi bencana dan bekerja keras melakukan mitigasi bencana.

"Bahkan satgas kebencanaan yang ada di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) aktif melakukan pemantauan secara patroli pada titik rawan bencana di pesisir pantai dan aliran sungai yang melintasi Kota Mataram," katanya.