28 ANAK-BALITA NTB MENGIDAP HIV/AIDS

id

     Mataram, 30/11 (ANTARA) - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan, sampai September 2012 jumlah pengidap HIV/AIDS di kalangan anak dan balita atau kelompok umur 18 bulan hingga sembilan tahun, terdata sebanyak 28 orang.

     "Data tahun lalu sebanyak 21 orang, sehingga ada penambahan tujuh orang sepanjang 2012 sampai posisi September," kata Sekretaris KPA Provinsi NTB H Soeharmanto, ketika menjelaskan perkembangan kasus HIV/AIDS di wilayah NTB, di Mataram, Jumat.

     Ia mengatakan, dari 28 orang anak dan balita itu, 20 orang terindikasi mengidap AIDS dan delapan orang mengidap HIV.

     Namun, belum diketahui secara pasti apakah 20 orang anak dan balita itu sudah meninggal dunia atau belum, karena tidak dilaporkan ke KPA NTB.

     "Belum tahu, tapi biasanya kalau sudah terindikasi mengidap AIDS maka dalam hitungan hari sudah meninggal. Apalagi, kondisi ketahanan anak dan balita tidak seperti orang dewasa," ujarnya.

     Selain itu, hanya sanak keluarga penderita dan dokter klinik Voluntary Counselling and Testing (VCT) yang menanganinya yang mengetahui keberadaan mereka. KPA NTB hanya mendata dan mengkoordinasikan upaya-upaya penanganan dan upaya lainnya.

     Menurut Soeharmanto, pengidap HIV/AIDS di kalangan anak dan balita sudah terdeteksi sejak 2007 namun baru mencapai 13 kasus pada 2009, kemudian bertambah menjadi 18 kasus di 2010, dan 21 kasus di 2011, dan kini terdeteksi sebanyak 28 kasus.

     "Kasus tersebut ditemukan ketika anak dan balita itu menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan puskesmas," ujarnya.

     Secara keseluruhan, dalam enam tahun terakhir ini jumlah penderita HIV/AIDS di wilayah NTB telah mencapai 650 orang, yang meningkat secara signifikan dari sebanyak 99 orang di 2006, terdiri dari HIV 63 orang dan AIDS 36 orang.

     Dari sebanyak 650 kasus HIV/AIDS itu, terdiri dari 321 orang penderita HIV dan 329 orang penderita AIDS. Dari 329 orang penderita AIDS itu sebanyak 164 orang (49,8 persen) telah meninggal dunia. Sebanyak 165 orang atau 50,2 persen masih hidup dalam kondisi memprihatinkan. (*)