"Kain tenun ikat Sumba adalah salah satu bentuk dari kekayaan budaya yang dimiliki oleh Provinsi NTT," ujar Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra di sela acara Pameran Tenun Nusantara bertajuk "Menjaga Tradisi untuk Bumi Lestari" di Kawasan Percandian Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis.
Menurutnya, kain tenun ikat Sumba telah menunjukkan praktik baik dalam menjaga bumi tetap lestari. Pasalnya, kain tenun ikat Sumba dibuat menggunakan zat-zat pewarna alami. "Tenun Sumba ini telah menunjukkan praktik baik menjaga alam dalam konteks budaya. Itulah tujuan kegiatan ini," tuturnya.
Ia menambahkan, pameran yang diselenggarakan di taman kompleks Candi Borobudur itu diharapkan turut mengangkat destinasi pariwisata super prioritas ini. Acara yang digelar pada 30 November 2022 hingga 1 Desember 2022 oleh Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek bekerja sama dengan perancang Edward Hutabarat itu juga menghadirkan fashion show tenun Sumba dan ratusan hasil karya dan koleksi Edward Hutabarat dengan para artisan lokal.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid menyampaikan bahwa kegiatan fashion show adalah kegiatan yang penting dan baik untuk mengangkat dan mengkampanyekan kearifan lokal asal Sumba. "Kegiatan ini mengangkat kembali wastra Nusantara sebagai karya yang luar biasa," ujarnya.
Baca juga: Gubernur NTT apresiasi prevalensi stunting di SBD turun
Baca juga: PLN pulihkan pelayanan listrik di Sumba Timur
Ke depan, ia mengatakan, pihaknya akan terus memunculkan dan mengkampanyekan hasil karya nusantara. "Pastinya sangat penting mengangkat yang berkualitas, kita selalu terbuka, utamanya yang penting harus jelas dulu kelestarian apa yang akan dimunculkan dan juga harus kuat," katanya.