Dispar: pembangunan Bale Budaya Mataram mencapai 95 persen

id RTH,pagutan,mataram

Dispar: pembangunan Bale Budaya Mataram mencapai 95 persen

Kondisi akhir Bale Budaya" atau rumah budaya di areal Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pagutan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (Foto: ANTARA/HO Dispar)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan, proses pembangunan Bale Budaya atau rumah budaya di areal Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pagutan senilai Rp1,3 miliar sudah mencapai 95 persen.

"Insya Allah, Rabu (14/12-2022), kita akan serah terima sementara pekerjaan (provisional hand over-PHO) dari pihak ketiga," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Selasa.

Bale Budaya yang dibangun di areal RTH Pagutan ini, merupakan sebuah becingah atau aula serba guna khas Suku Sasak dengan ukuran 48x48 meter yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan seni, budaya serta edukasi.

Ia menjelaskan PHO pembangunan Bale Budaya ini baru sebatas pembangunan aula sebagai bangunan inti, sedangkan fasilitas pendukung akan dibangun tahun depan (2023).

"Beberapa fasilitas tambahan yang direncanakan itu antara lain, toilet, ruang VVIV,dan ruang ganti, serta pemasangan plafon becingah," katanya.

Terkait dengan pembangunan tambahan tersebut, tahun depan Dispar sudah mengusulkan anggaran melalui APBD murni 2023 untuk penambahan fasilitas sebesar Rp500 juta.

Selain itu, pihaknya juga telah mencoba usulkan anggaran untuk pemasangan plafon Bale Budaya, sebab alokasi anggaran sebesar Rp1,3 miliar untuk pembangunan bangunan inti belum bisa mengakomodasi plafon.

"Setelah dihitung untuk plafon saja membutuhkan anggaran sekitar Rp600 juta. Tingginya anggaran untuk pemasangan plafon itu, karena menggunakan bahan PVC," katanya.

Dengan demikian, diharapkan tahun 2023, Bale Budaya bisa rampung 100 persen, dan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat serta menjadi salah satu potensi pendapatan daerah yang baru.

Menurut dia, jika sudah rampung, banyak EO (event organizer), terutama EO pernikahan akan melirik, sebab areal Bale Budaya didukung dengan kawasan terbuka, dan tempat parkir luas yang bisa disewakan dengan harga lebih rendah dibandingkan tempat lain.

Misalnya, kalau di Islamic Center harga sewa gedung mencapai Rp20 juta, di Bale Budaya bisa disewakan dengan harga Rp10 juta atau Rp15 juta.

"Selain itu, Bale Budaya juga akan kita manfaatkan untuk berbagai kegiatan seni dan budaya. Baik sifatnya pertunjukan maupun latihan dari sanggar-sanggar di kota ini," katanya.