Paparan BPA dapat menyebabkan gangguan perkembangan anak

id Bpa, kesehatan anak, perkembangan anak,Anak

Paparan BPA dapat menyebabkan gangguan perkembangan anak

Anggota Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Catherine Tjahjadi (kiri) memberikan paparan mengenai bahaya kandungan BPA pada anak di Jakarta, Sabtu (10/12/2022) (ANTARA/Fitra Ashari)

Jakarta (ANTARA) -
Anggota Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Catherine Tjahjadi mengatakan paparan Bisphenol A (BPA) dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan gangguan perkembangan pada anak seperti autis, bipolar, sering tantrum, dan gangguan pada saraf bahkan dari sebelum lahir.
 
"Jadi kita konsern sebisa mungkin BPA free karena di kemudian hari kita ingin anak kita generasi yang bagus bukan yang ada keterbatasan perkembangan jadi harus kita lindungi dari awal," ucapnya dalam diskusi memperingati hari Hak Asasi Manusia dan aturan pelabelan BPA pada kemasan di Jakarta, Sabtu.
 
Ia menambahkan anak setelah lahir yang di tes sudah ada kandungan BPA di tubuhnya karena paparan BPA dari ibu pada saat hamil dan masuk ke janin. Penyakit lain yang mengintai dari paparan bahan kimia Bisphenol A juga tidak bisa dilihat dalam waktu dekat tapi dalam waktu jangka panjang pada saat anak dewasa. "Kalau paparannya sudah banyak larinya ke kanker, bukan berati kankernya di satu tahun dua tahun, mungkin lima tahun, 12 tahun bahkan 20 tahun mendatang," ucapnya.

Ia mengatakan kandungan BPA tidak hanya terdapat pada kemasan makanan tetapi juga terdapat pada kertas struk belanja. Tinta pada kertas thermal yang dipakai untuk struk belanja mengandung BPA dan bisa menempel di tangan.  "Jadi sebisa mungkin kita mau belanja kalau misalnya struk bisa dikirim email kirim aja, kita jangan pegang karena ada kandungan BPA-nya, termasuk struk ATM," ucap Catherine.

Baca juga: 1.000 HPK kesempatan maksimalkan gizi dan kesehatan anak
Baca juga: Jus buah tak dianjurkan anak di bawah satu tahun

 
Ia juga menyarankan untuk membawa botol minum sendiri setiap berpergian yang terbuat dari stainless atau kaca untuk mengurangi kontaminasi BPA ke dalam tubuh. Dan juga tidak membiasakan untuk memanaskan makanan menggunakan piring plastik karena pemanasan lebih dari 100 derajat celsius bisa melepaskan partikel BPA dari kemasan plastik.
 
Catherine mengatakan selain pada kemasan makanan, mainan anak yang terbuat dari plastik juga perlu dipastikan ada label bebas BPA agar aman jika masuk ke mulut anak karena itu merupakan proses belajar anak mengenal tubuhnya. "Jadi sebenarnya banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menghindari BPA," tutupnya.