Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan cuaca ekstrem yang terjadi menjelang Natal 2022 mengakibatkan ratusan rumah warga terendam banjir dan belasan pohon tumbang.
"Korban jiwa tidak ada, cuaca ekstrem itu mengakibatkan rumah warga terendam. Namun, air telah surut setelah hujan berhenti," kata Kepala BPBD Lombok Tengah, H Ridwan Maruf di Praya, Senin.
Dampak cuaca ekstrem yang terjadi selama tiga hari tersebut mengakibatkan 232 KK di Desa Bangket Parak terdampak banjir. Kemudian di Desa Mertak sebanyak 70 KK, Desa Kuta 15 KK, Kidang 120 KK dan Desa Bilelando 20 KK terendam banjir dari 120 KK yang terdampak.
"Rumah warga tidak ada yang rusak akibat banjir," katanya.
Sedangkan untuk pohon yang tumbang sebanyak 11 titik dan 9 rumah warga rusak diterjang angin puting beliung dan tertimpa pohon serta satu jambatan putus di Kecamatan Pujut.
Bencana alam itu akibat hujan lebat dan adanya sumbatan saluran air akibat tumpukan sampah, sehingga air meluap ke rumah warga atau tidak terbuang langsung ke laut.
"Untuk pohon yang tumbang sudah dilakukan evakuasi dan tersebar di wilayah Utara Lombok Tengah," katanya.
Untuk bantuan kepada para warga yang terdampak akibatnya cuaca ekstrem tersebut telah dilakukan berupa paket Sembako, air bersih dan kebutuhan kedaruratan lainnya. Sedangkan untuk bantuan material kepada para korban yang rumahnya rusak masih belum dilakukan.
"Kami tunggu hasil pendataan dulu. Saat ini kita fokus melakukan penanganan terhadap warga yang terdampak dengan memberikan bantuan kedaruratan," katanya.
Pihaknya juga telah menetapkan empat kecamatan status tanggap darurat bencana selama 14 hari seperti di Kecamatan Pujut, Praya Timur, Batukliang, Batukliang Utara atau di daerah yang telah terkena bencana alam.
"Khusus untuk kecamatan yang terdampak, sedangkan untuk kecamatan lainnya statusnya tetap siaga sejak 22 Desember 2022 hingga 31 Maret 2023," katanya.