Bukittinggi (ANTARA) -
Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat mencapai 72 kali sejak Sabtu (7/1) hingga Senin, kata petugas pengamat Gunung Marapi di Bukittinggi. "Benar, sesuai pengamatan kami di Pos Pengamatan Gunung Api Marapi di Bukittinggi hingga Senin pukul 18.00 WIB terhitung 72 kali dengan skala mayoritas kecil," kata petugas Pos Pengamatan Marapi, Ahmad Rifandi di Bukittinggi, Senin.
Ia mengatakan, menurut data PVMBG Badan Geologi KESDM, letusan awal terjadi dengan tinggi kolom abu teramati 300 meter di atas puncak 3.191 meter di atas permukaan laut. "Di hari pertama, Sabtu, kami mencatat 15 kali erupsi Gunung Marapi, untuk hari kedua, Minggu, meningkat dengan jumlah 27 kali," katanya.
Sementara untuk hari ini erupsi masih terjadi dengan catatan sementara di angka 30 kali. BKSDA Sumbar juga telah mengevakuasi ratusan pendaki yang sempat beraktivitas di seputaran kawah saat terjadi erupsi.
"Saat ini Gunung Marapi berada pada Status Level II atau Waspada, kami telah mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan mendekat pada radius tiga kilometer dari puncak," kata Kepala Balai KSDA Sumbar, Ardi Andono.
Baca juga: Gunung Marapi erupsi, begini nasib 40 pendaki
Baca juga: Lima pendaki Gunung Marapi hilang
Gunung Marapi merupakan salah satu dari gunung api aktif di Sumatera Barat dengan ketinggian 2.891 mdpl. Gunung ini dipantau secara menerus oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Selama dua dekade terakhir, Gunung Marapi mengalami erupsi pada tahun 2004- 2005, 2006-2007, 2011, 2012, 2014 dan 2017. Letusan terakhir pada 4 Juni 2017 sebanyak 6 kali pada kawah berwarna asap kelabu tebal dan tinggi asap mencapai 700 meter serta hujan abu jatuh di Kabupaten Tanah Datar.