Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, meminta agar pihak sekolah meningkatkan sosialisasi dan edukasi terkait pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan sekolah sebagai langkah pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf Zain di Mataram, Kamis, mengatakan, penyebaran penyakit DBD ini dinilai cepat karena menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti pada waktu siang hari.
"Untuk itu, peran dari peran dari kepala sekolah dan guru untuk mengingatkan anak-anak agar menjaga kebersihan harus terus ditingkatkan, termasuk menjaga kebersihan di toilet," katanya.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi terjadinya tren peningkatan kasus DBD di Kota Mataram, dan berdasarkan data terakhir dari Dinas Kesehatan Kota Mataram selama Januari 2023, tercatat ada 44 kasus DBD sedangkan bulan Desember 2022 hanya 15 kasus.
Terkait dengan itu, Disdik Kota Mataram juga akan melayangkan surat edaran ke semua sekolah baik tingkat SD maupun SMP se-Kota Mataram agar kembali menggencarkan PHBS dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan sekolah masing-masing.
"Tong sampah, toilet, tempat penampungan air, pas bunga dan potensi genangan-genangan air di lingkungan sekolah harus dibersihkan secara berkala guna menghindari munculnya jentik nyamuk," katanya.
Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram dr Hj Ni Ketut Eka Nurhayati sebelumnya mengatakan, nyamuk Aedes aegypti ini cepat berkembang biak pada genangan-genangan air yang bersih, seperti pas bunga, tempat minum burung, dan genangan-genangan air yang tersisa pada wadah tertentu di lingkungan rumah.
Selain itu, nyamuk Aedes aegypti yang menggigit pada waktu siang juga perlu diwaspadai, terutama untuk anak-anak sekolah.
"Karena itu, lingkungan sekolah juga harus dipastikan tetap bersih agar anak-anak terhindar dari gigitan nyamuk Aedes aegypti," katanya.