Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali Jawa Tengah mengatakan akan memfokuskan diri ke wilayah yang masuk ke dalam KRB III untuk menanggulangi dampak erupsi dari Gunung Merapi.
“Kalau untuk Merapi sebenarnya kita fokusnya di KRB III dan di desa yang terkena hujan abu tadi. Dimana pada Boyolali ada dua desa yaitu Tlegolele dan Klakah,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Boyolali Widodo Munir dalam Teropong Bencana BNPB yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Widodo menuturkan BPBD telah melakukan sejumlah bentuk penanggulangan, yang dapat membantu masyarakat bertahan menghadapi dampak erupsi Merapi. Seperti penyediaan Rencana Kontijensi (Renkon) peternakan dan gizi yang mulai disimulasikan secara berkala.
Baik Desa Tlegolele ataupun Desa Klakah sudah dijadikan sebagai Desa Tangguh Bencana. BPDB dalam hal ini, mengajak masyarakat untuk membentuk Tim Siaga Desa yang bertugas menjalankan Keamanan Lingkungan (Kamling) serta mengamati aktivitas Gunung Merapi.
Jika sewaktu-waktu terjadi dampak ikutan, tim itu akan langsung mengabari warga sebagaimana yang sudah diajarkan. Masyarakat juga sudah diimbau untuk segera mengungsi secara mandiri, jika terjadi sesuatu atau ada erupsi susulan lainnya.
Langkah itu diambil karena meski jalur evakuasi bagi masyarakat sudah disiapkan, jalur yang harus dilalui cukup sempit. Dengan demikian, kedua desa bisa mengungsi ke desa saudara lainnya yang berada di Magelang, Jawa Tengah.
“Jalur evakuasinya cukup sempit, jika menunggu bantuan dari bawah akan menyulitkan sehingga sudah kami data alat transportasi milik warga dan kemana mereka harus mengungsi. Prinsipnya sudah kita siapkan dan kita kulturkan mereka sudah siap, sudah tahu tugasnya masing-masing, karena memang yang kita perkuat adalah tim yang ada di titik terujung di dua desa itu,” katanya.
Sementara bagi wilayah lainnya yang berada di KRB II, Widodo menyatakan tingkat ancaman akibat erupsi tidak seberat atau seintensif desa di KRB III. Meski demikian sebagai langkah konservasi, BPDB bekerja sama dengan stakeholder terkait dalam menjaga akses air bersih.
Baca juga: Gunung Karangetang luncuran lava pijar capai 1.500 meter
Baca juga: Erupsi Gunung Kerinci berdurasi hingga satu jam lebih
“Di Kecamatan Tamansari kita sudah kerja sama dengan PT Aqua yang ada di Klaten, untuk konservasi tentang habitat alamnya atau tanamanya. Sehingga nanti sumber air yang ada di Klaten, tidak mengalami pengurangan yang cukup berarti,” ujarnya.
Widodo menambahkan meski pada sekitar pukul 07.10 WIB pagi tadi Merapi kembali erupsi, masyarakat di Boyolali tidak terlalu merasakan dampaknya. Masyarakat juga tidak merasa panik, karena BPDB setempat terus menginformasikan situasi terkini dari Merapi. Termasuk segera turun meninjau lokasi setelah mendapatkan laporan masyarakat. Semua aktivitas sosial pun berjalan seperti biasa baik yang bertani hingga anak-anak bersekolah.
“Siang tadi juga hujan dan alhamdulillah debu (dari erupsi Merapi) sudah tidak berterbangan sehingga tidak mengganggu kesehatan (pada masyarakat)” katanya.