Inaca-Airbus latih awak pesawat guna cegah kondisi membingungkan

id inaca,airbus,Pesawat, Bandara

Inaca-Airbus latih awak pesawat guna cegah kondisi membingungkan

Dokumentasi. Pilot dan copilot sedang berada di ruang kemudi pesawat. ANTARA/HO-INACA.

Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional (Inaca) bersama pabrik pesawat Airbus memberikan kompetensi kepada awak pesawat untuk dapat mengenali dan kemudian mencegah atau memulihkan diri dari kondisi membingungkan saat bertugas.

Kegiatan tersebut dikemas melalui seminar dan demonstrasi terkait Upset Prevention and Recovery Training (UPRT) pada tanggal 15-22 Februari 2023. “Ini merupakan dukungan Inaca dan Airbus untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia di bidang aviasi serta meningkatkan keselamatan penerbangan di Indonesia. Selain itu juga untuk mendukung persiapan implementasi penuh UPRT di Indonesia,” kata Ketua Umum Inaca Denon Prawiraatmadja dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Acara diikuti oleh staf yang terlibat dalam definisi dan kualifikasi program UPRT di maskapai penerbangan serta pilot inspektur/instruktur yang mempunyai type rating Airbus maupun dan non-Airbus. Sedangkan acara demonstrasi hanya khusus untuk pilot inspektur/instruktur yang mempunyai type rating Airbus maupun dan Non-Airbus.

Menurut Denon, acara ini merupakan kelanjutan dari workshop UPRT yang diselenggarakan oleh INACA bekerja sama dengan Airbus pada 7-14 Februari 2022. UPRT merupakan mandatori dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) sehingga harus diimplementasikan di setiap negara anggotanya.

Bagi Airbus, pencegahan kehilangan kendali dalam penerbangan perlu diperkuat dengan melatih pilot melalui UPRT, selain penggunaan pesawat generasi terbaru yang dilengkapi dengan pelindung keselamatan penerbangan. Tujuan UPRT adalah untuk meningkatkan keselamatan dengan memberikan pilot latar belakang teori yang kuat bersama dengan pelatihan praktis terkait.

Hal ini akan terlaksana efektif dengan penggunaan simulator, personil yang sesuai dengan pesawat yang digunakan dalam operasi sehari-hari, dan keterlibatan instruktur yang kompeten. Oleh karena itu, pelatihan yang menyeluruh dan kompetensi instruktur merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan program UPRT oleh operator.

Baca juga: Pengamat menyarankan TNI-Polri tutup bandara perintis di Papua
Baca juga: Pasca penyerangan Pesawat Susi Air, Lapangan Terbang Paro di Nduga Papua ditutup sementara


Lebih lanjut Denon menyatakan bahwa selain untuk mendukung keselamatan penerbangan, kegiatan ini juga dapat berimbas pada bisnis penerbangan nasional. “Dengan keselamatan penerbangan yang semakin baik maka kepercayaan masyarakat terhadap penerbangan nasional juga semakin tinggi sehingga bisnis penerbangan juga dapat semakin berkembang,” ujar Denon.

Kegiatan ini sangat penting dalam membantu pemulihan penerbangan nasional terutama pada saat sekarang ini di mana bisnis penerbangan nasional sedang dalam kondisi rebound pasca terdampak pandemi COVID-19. Dengan transportasi udara yang semakin berkembang, diharapkan dapat membantu mempercepat pemulihan perekonomian nasional.