Kota Bima (ANTARA) - Stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bima sangat kritis.
"Hari ini stok darah di kita tersisa 15 kantong dari 32 hasil kegiatan donor darah Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) kemarin," kata Ketua PMI Kota Bima Haerun Yasin kepada ANTARA, Rabu.
Dikatakannya, kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan dikarenakan tingginya kebutuhan darah di RSUD Bima dan Kota Bima.
"Dalam sebulan kebutuhan darah pasien di RSUD sebanyak 600-800 kantong. Tapi yang bisa terakomodir hanya 200-300 kantong saja," jelas Haerun.
Bahkan, lanjutnya, pada hari Selasa (kemarin) dini hari stok darah di Markas dan Unit Donor Darah (UDD) PMI sempat kosong.
"Saat itu sekitar 03.00 Wita, ada keluarga pasien dari RSUD Bima datang mencari darah. Namun, setelah petugas mengecek ternyata kosong," bebernya.
Baca juga: PMI Mataram kekurangan stok darah
Haerun berharap, pemerintah daerah di Kabupaten Bima dan Kota Bima beserta OPD terkait agar berperan aktif dalam hal membantu mensosialisasikan pentingnya donor darah dan mencarikan solusi terbaik untuk kebutuhan darah.
"Kami minta Bupati dan Wali Kota beserta OPD khususnya Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) kedua daerah ini, berpartisipasi secara aktif membantu pemenuhan kebutuhan darah ini," imbuhnya.
"Karena kebutuhan darah ini sangat krusial dan kondisinya kini sangat kritis," sambungnya.
Baca juga: Pemkab Lombok Tengah dukung ketersediaan stok darah
Lebih lanjut Heru memaparkan, dalam waktu dekat PMI akan berkoordinasi kembali dengan pemerintah daerah, melakukan roadshow di beberapa kampus, kecamatan dan kelurahan dan desa.
Selain itu, adanya peran serta kampus, organisasi, lembaga, BUMN dan swasta melakukan kegiatan donor darah secara mandiri.
"Empat sampai lima kali saja kegiatan itu berlangsung, kami yakin pasti akan mencukupi kebutuhan pasien di rumah sakit saat ini," pungkasnya.
Baca juga: Kemenkumham NTB gelar donor darah ketersediaan stok darah
Baca juga: TNI mendukung kecukupan stok darah di Lombok Tengah