Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kelurahan Pejeruk Ampenan, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengembangkan sistem pengolahan sampah rumah tangga melalui budi daya maggot dengan melibatkan kelompok pemuda kreatif di kelurahan tersebut.
"Pengolahan sampah rumah tangga melalui budidaya maggot ini baru kita mulai uji coba dengan tiga kotak budidaya. Satu kotak berukuran 2x1 meter," kata Lurah Pejeruk Ampenan Lalu Bagus Afriandi di Mataram, Kamis.
Berdasarkan evaluasi sementara, katanya, pengolahan sampah rumah tangga berupa sisa makanan, sisa buah, dan sayur, dalam sehari mencapai 50 kilogram. Artinya, sebanyak 50 kilogram sampah rumah tangga menjadi pakan maggot dan sampah yang akan dibawa ke tempat pembuangan sementara (TPS) akan berkurang.
Menurutnya, sampah rumah tangga yang menjadi pakan maggot tersebut didapatkan dari warga terutama di Lingkungan Kebon Bawak Barat yang menjadi lokasi pengembangan maggot.
Sampah rumah tangga yang sudah dipilah, dijemput oleh pemuda yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Kreatif (Ikrar) kemudian di bawa ke lokasi budi daya yang diberi nama Ikrar Sampah Maggot, untuk dilakukan pemilahan kembali.
"Sampah plastik kita bawa ke bank sampah, kemudian sampah organik kita jadikan pakan maggot, sisa sampah organik kita buat jadi kompos dan pupuk cair," katanya.
Berita Terkait
Retribusi maggot di Mataram capai 30 persen
Jumat, 3 Mei 2024 13:46
Volume sampah Mataram meningkat 10 ton saat perayaan tahun baru
Senin, 1 Januari 2024 18:00
DLH Mataram menargetkan sumbang PAD Rp30 juta dari budi daya maggot
Senin, 16 Oktober 2023 16:23
DLH Mataram-rumah makan menyiapkan kerja sama olah sampah sisa makanan
Senin, 16 Oktober 2023 16:17
DLH Mataram menyiapkan 8.000 biopond maggot di TPST modern
Jumat, 29 September 2023 17:58
DLH Mataram menargetkan 30 ton sampah dikelola jadi pakan maggot
Senin, 20 Maret 2023 17:04
DLH Mataram memproduksi maggot kering untuk pakan ternak
Senin, 13 Maret 2023 15:36
MMC Ampenan NTB jadi pusat pelatihan pengembangan maggot
Jumat, 10 Maret 2023 17:20