Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap berbagai potensi dampak musim kemarau.
"Meskipun ancaman kekeringan akibat kemarau di Kota Mataram sangat kecil, berbagai potensi dampak perubahan cuaca itu harus tetap diwaspadai," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Minggu.
Pernyataan itu disampaikan terkait masa transisi dari musim hujan ke musim panas. Apalagi status siaga bencana hidrometeorologi di Kota Mataram akan berakhir pada 31 Maret 2023.
Menurutnya, selama ini selama Kota Mataram belum pernah sampai pada bencana kekeringan, karena kondisi topografi Mataram berada di wilayah hilir.
Akan tetapi, sambungnya, dampak musim kemarau dirasakan ketika puncaknya dimana terjadi kekurangan air pada areal pertanian bagian utara Kota Mataram, seperti di kawasan Rembiga dan Sayang-Sayang.
Namun hal itu sudah diantisipasi oleh Dinas Pertanian dengan memberikan bantuan sumur bor kepada petani untuk memenuhi kebutuhan air ketika puncak kemarau.
"Selama ini kita tidak pernah terdampak kekeringan seperti kabupaten/kota lainnya. Apalagi untuk air minum, Alhamdulillah selalu tersedia," katanya lagi.
Kendati demikian, lanjutnya, potensi bencana kebakaran sebagai salah satu dampak musim kemarau bisa saja terjadi akibat kelalaian manusia, karena itu musim kemarau harus tetap diwaspadai.
Selain itu, masyarakat harus mampu mengubah perilaku dengan tidak membuang sampah sembarangan apalagi sampah yang cepat terbakar, kemudian ketika meninggalkan rumah harus memastikan kompor sudah mati, termasuk jaringan-jaringan listrik yang tidak diperlukan.
"Bencana kebakaran kerap terjadi akibat kita suka lalai," katanya.
Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB.
Selain gempa disertai tsunami, bencana lain yang mengancam wilayah Kota Mataram adalah banjir, kebakaran permukiman, gelombang pantai, abrasi, dan konflik sosial.
Berita Terkait
Produksi padi di NTB tahun ini diperkirakan turun 5,53 persen
Jumat, 1 November 2024 15:10
BPBD Kabupaten Bima-NTB salurkan 1,31 juta liter bantuan air bersih
Sabtu, 19 Oktober 2024 7:31
Puluhan hektare lahan di Lombok Tengah terbakar saat kemarau
Kamis, 17 Oktober 2024 11:10
Alhamdulillah!! NTB masuk peralihan musim kemarau menuju penghujan
Rabu, 16 Oktober 2024 16:46
BPBD sebut kekeringan di Lombok Tengah mulai meluas
Rabu, 16 Oktober 2024 11:59
Empat daerah di NTB berada pada level awas kekeringan
Sabtu, 12 Oktober 2024 12:16
Suhu udara di wilayah NTB capai 37 derajat celsius
Sabtu, 12 Oktober 2024 12:14
Sabu Raijua salurkan bantuan bagi korban kebakaran
Kamis, 10 Oktober 2024 3:28