DLH Mataram berupaya mengolah limbah kayu menjadi pelet

id sampah mataram,penanganan sampah,pengolahan sampah

DLH Mataram berupaya mengolah limbah kayu menjadi pelet

Arsip Foto. Warga menyaksikan pohon yang tumbang di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram berencana mengolah limbah kayu dan ranting menjadi pelet. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram di Provinsi Nusa Tenggara Barat berupaya mengolah limbah kayu menjadi pelet yang selanjutnya bisa digunakan sebagai bahan bakar.

"Limbah kayu dan ranting pohon itu akan kita olah menjadi serbuk kayu yang dipadatkan berbentuk pelet dan bisa dimanfaatkan jadi bahan bakar alternatif," kata Kepala DLH Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Minggu.

DLH Kota Mataram, ia mengatakan, berencana membeli mesin pembuat pelet untuk mendukung upaya pengolahan limbah kayu.

"Insya Allah, kalau sudah ada gambaran harga kita akan usulkan pembelian dan sementara ditempatkan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sandubaya," katanya.

Setelah mesin dan peralatan yang dibutuhkan untuk mengolah limbah kayu tersedia, ia mengatakan, seluruh limbah pemangkasan ranting pohon dan batang pohon yang tumbang akan diolah menjadi pelet.

"Kalau sampah kayu ini bisa diolah menjadi pelet, maka ke depan bisa menjadi potensi baru pendapatan daerah dari sampah," katanya.

Ia menjelaskan pula bahwa DLH sedang menjajaki peluang kerja sama jual beli sampah dengan PT PLN.

"Tapi, kita harus sepakati dulu berapa harga jual sampah kita ke PLN, sembari menjajaki kemungkinan kerja sama," katanya.

Dia mengemukakan bahwa kerja sama penanganan sampah dengan PLN harus dilakukan bersama dengan kabupaten/kota terdekat mengingat PLN membutuhkan pasokan dalam jumlah besar.

"Kekurangan kita masih jauh, sehingga harus ada kerja sama dengan kabupaten/kota terdekat untuk mendukung memenuhi kebutuhan PLN," katanya.

Kemas mengatakan bahwa saat ini Bank Sampah Lisan Kebon Talo, Ampenan, sudah melakukan pengepresan dan pengemasan sampah dedaunan dan sampah plastik untuk memudahkan penyimpanan.

"Begitu sudah ada MoU (kerja sama dengan PLN), sampah-sampah tersebut bisa langsung kita kirim," katanya.