ASEAN arahkan AIF untuk pendanaan infrastruktur hijau

id Kemenkeu, ASEAN, AIF, Infrastruktur Hijau

ASEAN arahkan AIF untuk pendanaan infrastruktur hijau

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu (kiri) dalam media briefing di Kabupaten Badung, Bali, Senin (27/03/2023). (ANTARA/Agatha Olivia Victoria)

Badung, Bali (ANTARA) -
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan ASEAN kini mengarahkan lembaga pendanaan bersama pembangunan Infrastruktur atau ASEAN Infrastructure Fund (AIF) untuk pendanaan infrastruktur hijau.
 
Pasalnya, kebutuhan infrastruktur hijau ASEAN saat ini semakin besar sehingga terdapat pembahasan penggeseran branding AIF menjadi ASEAN Green Fund. "Sudah mengerucut pembahasannya dan tentunya narasi yang akan dibangun yaitu mendorong modal pendanaan," ucap Febrio dalam media briefing di Kabupaten Badung, Bali, Senin.
 
Pemanfaatan modal yang diperkuat dalam ASEAN Green Fund tersebut, kata dia, nantinya direspons dari berbagai pembiayaan dari lembaga-lembaga lain seperti Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) maupun Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB).
 
Dengan pengembangan lembaga pendanaan ini, diharapkan pembiayaan investasi untuk infrastruktur hijau di kawasan ASEAN akan semakin kuat. Hal tersebut merupakan salah satu cara membangun kebersamaan negara-negara di ASEAN lantaran akan terdapat pemerataan pemanfaatan pembiayaan. Dengan demikian pendanaan infrastruktur ASEAN tidak hanya diberikan kepada Indonesia dan negara-negara yang relatif mampu.
 
Untuk pendanaan transisi energi, Febrio menjelaskan ASEAN telah membangun taksonomi hijau untuk melibatkan sektor keuangan swasta, hingga AIF. AIF merupakan lembaga dana yang sudah cukup lama diinisiasi ASEAN, yaitu dari sekitar tahun 2008.
 
"Tujuannya waktu itu untuk dana bersama lalu pembiayaan campuran. Ada pengumpulan modal dari anggota ASEAN yang menjadi dana katalist bagi keterlibatan swasta, mulai dari multilateral seperti ADB," tuturnya.

Baca juga: Myanmar conflict can end if Russia stops weapons supply
Baca juga: RI kejar surplus perdagangan dengan Laos dan Thailand
 
Ia melanjutkan, AIF telah berjalan beberapa tahun. Namun yang menjadi salah satu permasalahan yakni sebanyak dua pertiga manfaat pendanaan diberikan untuk proyek infrastruktur di Indonesia.
 
Maka dari itu ke depan, ASEAN akan mencoba menghidupkan kembali AIF dengan mengutamakan agenda perubahan iklim karena infrastruktur saat ini sudah beralih ke agenda tersebut, seperti misalnya sektor energi untuk energi terbarukan serta infrastruktur hijau untuk adaptasi atau mitigasi agenda perubahan iklim.