BNN dorong Manokwari jadi kota tanggap narkoba

id Kota tanggap narkoba, Manokwari tanggap narkoba, BNN Papua Barat

BNN dorong Manokwari jadi kota tanggap narkoba

Koordinator Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Papua Barat Indah Perwitasari memaparkan langkah strategi dalam rapat sinkronisasi di Manokwari, Selasa.  (ANTARA/Fransiskus Salu Weking)

Manokwari (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Papua Barat mendorong Kabupaten Manokwari menjadi kota tanggap penyalahgunaan narkoba di provinsi ini. Koordinator Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Papua Barat Indah Perwitasari di Manokwari, Selasa, mengatakan koordinasi lintas lembaga harus dilakukan agar dapat mengoptimalkan upaya pencegahan peredaran narkoba di provinsi ini.
 
"Manokwari merupakan pintu masuk Papua Barat, dan banyak kasus penyalahgunaan narkoba," kata Indah.
 
Ia menjelaskan bahwa kasus peredaran gelap narkoba diibaratkan seperti fenomena gunung es yang suatu ketika bisa mencair. Oleh sebab itu, BNN RI merumuskan program kota tanggap bahaya narkoba guna meningkatkan kesadaran seluruh elemen masyarakat dalam memerangi narkoba. "Sekarang ini anak-anak usia SMA sudah menganggap biasa soal narkoba. Ini yang perlu kita cegah," tuturnya.
 
Sebelum diresmikan menjadi kota tanggap narkoba, kata dia, terlebih dahulu BNN Papua Barat akan melakukan survei. Hasil survei, kata dia, nantinya dapat diketahui tingkat kepekaan dan pemahaman masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.
 
"Hasil survei digunakan sebagai acuan pelaksanaan program intervensi demi mewujudkan Manokwari sebagai kota tanggap narkoba.Tahun 2024 rencana peluncuran kota tanggap narkoba, jadi harus disurvei dulu," kata Indah.

Baca juga: BNN Papua Barat dorong ketahanan keluarga tekan narkoba
Baca juga: BNN ungkap modus baru peredaran narkotika kepentingan politik

Ia menerangkan kota tanggap narkoba bermaksud melindungi generasi muda Papua dari penyalahgunaan narkoba. Saat ini, BNN melalui sejumlah pegiat antinarkoba terus melakukan sosialisasi tanggap bahaya narkoba. Pegiat berasal dari berbagai lembaga, termasuk lembaga pendidikan di Manokwari. "Pegiat berperan agar masyarakat di lingkungan masing-masing peduli dengan bahaya narkoba," jelas dia.
 
Ia menuturkan sosialisasi dan edukasi terus diselenggarakan sembari menyiapkan program kota tanggap narkoba. Sosialisasi dan edukasi, ujar dia, menjadi kunci membuka wawasan masyarakat dan generasi muda terkait efek buruk mengonsumsi narkoba. "Edukasi ke sekolah-sekolah hingga kini masih kita lakukan," jelas dia.