Kolaborasi jadi kunci penguatan arsitektur kesehatan di ASEAN

id kemenko PMK,kesehatan one health,KTT Asean kesehatan

Kolaborasi jadi kunci penguatan arsitektur kesehatan di ASEAN

Asisten Deputi Peningkatan Pelayanan Kesehatan Kemenko PMK Nia Reviani. ANTARA/Wuryanti Puspitasari.

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya kolaborasi sebagai kunci penguatan arsitektur kesehatan di kawasan ASEAN. "Melalui kerja sama dan kolaborasi penguatan sistem dan arsitektur kesehatan di ASEAN akan berjalan dengan baik," kata Asisten Deputi Peningkatan Pelayanan Kesehatan Kemenko PMK Nia Reviani di Jakarta, Rabu.

Nia menambahkan, KTT Ke-42 ASEAN mengangkat empat prioritas kerja sama, salah satunya penguatan arsitektur kesehatan melalui pendekatan One Health. Dia menambahkan, deklarasi One Health Initiative merupakan salah satu inisiatif prioritas Indonesia dalam pilar Sosial Budaya ASEAN. "Langkah ini menjadi penting dalam memperkuat arsitektur kesehatan regional di ASEAN. Kerja sama multisektoral, jejaring, dan koordinasi dalam kerangka One Health juga menjadi komitmen kuat dalam menghadapi tantangan kesehatan bersama di ASEAN," katanya.

Dia juga menekankan pentingnya berbagi pengalaman, pembelajaran, dan kemajuan antarnegara ASEAN dalam implementasi One Health. "Kolaborasi ini melibatkan partisipasi masyarakat dan koordinasi antara pemerintah, entitas non-pemerintah, dan mitra pembangunan internasional sebagai langkah kunci dalam menjaga keberlanjutan pendekatan One Health," katanya.

Kemenko PMK, kata dia, memberikan apresiasi terhadap usaha intensif dan kolaborasi yang dilakukan oleh sektor-sektor terkait di negara-negara anggota ASEAN dalam menyusun deklarasi One Health Initiative.

Sementara itu, dalam upaya mendukung implementasi Deklarasi One Health Initiative, kata dia, Kemenko PMK berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah konkret dan menjalin kerja sama yang erat dengan negara-negara anggota ASEAN.

Dia mencontohkan, beberapa langkah yang akan diambil antara lain melakukan identifikasi patogen zoonosis. "Dalam hal ini, tim ahli akan dilibatkan dan kerja sama dengan sektor-sektor terkait akan ditingkatkan untuk memastikan deteksi dini dan respons yang tepat," katanya.

Baca juga: ASEAN siap kirim bantuan bagi korban terdampak Topan Mocha
Baca juga: DPRD minta anggaran lampu jalan ditambah sambut KTT ASEAN


Selain itu, riset dan pengembangan juga akan menjadi prioritas terutama yang terkait dengan One Health Initiative. Dia menambahkan, upaya pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap wabah dan potensi pandemi juga akan ditingkatkan.