Peningkatan jalan menuju Kereta Gantung Rinjani masih dikaji

id PUPR Lombok Tengah,kereta gantung rinjani

Peningkatan jalan menuju Kereta Gantung Rinjani masih dikaji

Kepala Dinas PUPR Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Lalu Rahadian. ANTARA/Akhyar

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas PUPR Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat menyatakan, rencana pelebaran atau peningkatan jalan menuju lokasi pembangunan kereta gantung di Desa Karang Sidemen menuju kawasan Gunung Rinjani masih dikaji.

"Hasil rapat koordinasi ada dua alternatif jalan yang ditingkatkan yakni jalan dari Pemepek menuju Persil atau jalan dari Pancor Dao menuju Persil yang menjadi lokasi pembangunan kereta gantung," kata Kepala Dinas PUPR Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Rahadian di Praya, Jumat.

Pelebaran jalan ini dilakukan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menuju kereta gantung yang bakal dibangun oleh investor asal China yakni PT. Indonesia Lombok Resort tersebut.

Pelebaran jalan menuju lokasi kereta gantung dibagi menjadi dua bagian yakni jalan dari Karang Sidemen menuju titik star lokasi kereta gantung yang rencana menjadi tanggung jawab investor.

Sedangkan bagian dua dari jalan negara Mataram- Lombok Timur antara star di wilayah Desa Pemepek atau dari Pancor Dao yang dilakukan pelebaran yang menjadi tanggungjawab dari Pemda dan Pemprov NTB.

"Itu yang masih dikaji dulu," katanya

Untuk titik yang dari Desa Karang Sidemen menuju titik star kereta gantung ini direncanakan panjang jalan mencapai 5 kilometer. Nantinya oleh investor akan membuat jalan baru dengan melewati kawasan hutan.

"Saat ini izin dari DLHK Provinsi sedang proses dan untuk jalan ini merupakan porsi investor untuk mengerjakan dan jalan tidak boleh aspal,” katanya.

Sementara untuk jalan yang ditangani oleh Pemda dan Pemprov NTB mulai dari jalan negara dan untuk proyek ini masih memiliki dua alternatif, apakah nantinya proyek jalan ini mulai masuk melalui jalur Desa Pemepek atau masuk lewat jalur Pancor Dao.

Menurut Dinas, jika dua alternatif ini sama- sama memiliki konsekuensi yang harus butuh kajian mendalam sebelum menentukan pilihan.

“Dari Pemepek panjangnya sekitar 10,5 kilometer dan untuk jalan dari Desa Pemepek ini sulit secara teknis, karena ada lokasi yang di sisi kiri dan kanan memiliki tebing, maka hal ini butuh penanganan serius," katanya.

Termasuk kaitan dengan kendala sosial terutama di Desa Pemepek terdapat pemukiman padat penduduk, maka secara otomatis akan dibutuhkan biaya yang besar dan rentan terhadap permasalahan sosial.

Sehingga ada alternatif kedua yakni jalur menuju kereta gantung melewati wilayah Pancor Dao dan Tanak Embang Desa Lantan. Dari jalur ini jalan yang dibutuhkan hanya 7,5 kilometer.

"Namun yang menjadi permasalahan adalah jika melewati jalur ini maka harus dibuat jembatan dari Desa Lantan menuju Desa Karang Sidemen yang juga tentu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.

Baca juga: Kementerian PUPR menyerahkan rumah khusus ke Pemkab Lombok Tengah

Makanya berbagai opsi ini masih dilakukan kajian karena baik dari jalur Desa Pemepek maupun jalur Pancor Dao masing-masing punya kelemahan dan kelebihan.

Baca juga: PUPR NTB mengapresiasi Inpres Jalan Daerah atasi infrastruktur

"Sehingga untuk yang ditangani Pemda atau Pemprov NTB ini dari diskusi yang kita lakukan bahwa dari provinsi mau di dorong agar adanya Instruksi Presiden (Inpres) agar nantinya proyek ini bisa dibiayai dari pusat,” katanya.