Awal 2023 kasus DBD di Kaltara temukan 374 kasus

id Pemprov,Kaltara,kasus DBD, Kasus DBD di Kaltara

Awal 2023 kasus DBD di Kaltara temukan 374 kasus

Ilustrasi

Tarakan (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menemukan 374 kasus Demam Berdarah Dengue di awal tahun 2023 dengan rincian Tarakan sebanyak 146 kasus, Nunukan 106 kasus, Bulungan 82 kasus, Malinau 23 kasus, dan Kabupaten Tana Tidung 117 kasus.

“Diawal tahun 2023 (Januari-April), totalnya ada 374 kasus ditemukan di Kaltara. Dan yang meninggal dunia akibat DBD mencapai tiga kasus,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kaltara Judianto Limbong di Tanjung Selor, Bulungan , Rabu.

DBD rawan terjadi di musim penghujan seperti sekarang ini. Terlebih intensitas hujan di wilayah Kaltara yang mulai sering, hingga menyebabkan genangan air, mengharuskan masyarakat untuk waspada terhadap DBD.

Dikatakan Limbong sebagai upaya pencegahan DBD di wilayah Kaltara pihaknya telah melakukan berbagai upaya dalam pengendalian DBD, terutama di daerah-daerah endemik. Seperti Gerakan 1 Rumah 1 Jemantik (G1R1J), pemberian alat skrining virus dengue, juga pemberian rutin abate dan insektisida.

Selain itu, Limbong katakan yang terpenting dalam pencegahan DBD, masyarakat diminta tertib melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus. Dia menambahkan untuk menguras saat musim hujan maupun pancaroba dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk, yang dimana telur nyamuk dapat bertahan di tempat kering selama enam bulan.

Hal ini dilakukan agar nyamuk tidak bertelur pada tempat penampungan air. Kemudian memanfaatkan kembali barang bekas merupakan kegiatan memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis, atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Baca juga: Dinkes Lombok Tengah meminta warga intensif cegah DBD
Baca juga: Kasus DBD di Mataram mencapai 215 orang


“PSN 3M plus adalah cara paling efektif dan murah untuk mencegah dan mengendalikan DBD. Pentingnya dukungan dari seluruh masyarakat, supaya kasus DBD dapat dicegah dan dikendalikan,” kata Limbong.