130 Hektare Sawah Mataram Terancam Gagal Panen

id gagal panen

"Ancaman gagal panen ini disebabkan padi petani saat sedang berbunga yang tentunya tidak membutuhkan air yang banyak"
Mataram,  (Antara NTB) - Sekitar 130 hektar sawah di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, terancam gagal panen akibat terendam air panscabanjir yang terjadi pada Rabu (11/2) di daerah itu.

Kepala Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Jumat, mengatakan sekitar 130 hektare sawah tersebut berada di kawasan Lingkar Selatan Kota Mataram.

"Ancaman gagal panen ini disebabkan padi petani saat sedang berbunga yang tentunya tidak membutuhkan air yang banyak," katanya.

Menurut dia, jika hujan terus menerus turun dan sawah masih saja terendam air hingga satu minggu ke depan, tentu hal ini akan menyebabkan terjadinya gagal panen bagi petani di wilayah selatan.

Untuk mengantipasi kemungkinan terburuk gagal panen itu, pihak DPKP telah menyiapkan sebanyak 10 unit mesin sedot air untuk digunakan menyedot air pada sawah petani yang terendam.

"Sejauh ini, sekitar 130 hektare sawah di Lingkar Selatan masih terendam air, akan tetapi belum ada permintaan dari petani untuk bantuan penyedotan air di sawah mereka," katanya.

Ia mengatakan bila gagal panen terjadi maka dapat mempengaruhi target produksi padi di Kota Mataram tahun 2015 ini sebesar 28.300 ton.

Menurut dia, banjir yang terjadi di kawasan Selatan Kota Mataram, yakni di Batu Ringgit dan Mapak disebabkan karena kondisi darinase yang sempit, sehingga tidak dapat menampung volume air besar ketika curah hujan tinggi. Apalagi kawasan tersebut merupakan wilayah hilir.

"Bahkan, ketika banjir terjadi, para petani telah membongkar sejumlah titik-titik yang menututup saluran seperti di depan Asrama Haji agar air bisa lebih lancar," katanya.

Terkait dengan itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum agar ke depan dapat melakukan desain pembangunan saluran irigasi yang lebih lebar sehingga dapat menampung volume air secara maksimal.

Selain itu, Mutawalli meminta agar masyarakat yang membuat jalan atau membangun tidak mengambil atau memotong saluran irigasi. "Kalaupun terpaksa saat membuat jalan melintasi saluran, saluran harus dialihkan sehingga saluran tetap ada berfungsi," katanya.

Sedangkan kondisi lahan persawahan di beberapa bagian di Kota Mataram, masih relatif aman. (*)