Mataram (ANTARA) - Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memberikan dukungan dan membantu peningkatan kesehatan ibu dan anak di Nusa Tenggara Barat (NTB). Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) Program Kerja Sama RI-UNICEF dari Bappenas Inti Wikanestri mengatakan NTB merupakan salah satu dari 8 provinsi di Indonesia yang terpilih mendapatkan dukungan program dari UNICEF.
"Dukungan program kesehatan anak dari UNICEF untuk NTB merupakan program kerja sama Pemerintah Indonesia dan UNICEF periode 2021-2025 tahun anggaran 2023," ujarnya dalam keterangan tertulis diterima wartawan, di Mataram, Minggu.
Program UNICEF yang fokus pada keberlangsungan hidup dan kesehatan anak, pendidikan, perlindungan anak, gizi, air dan sanitasi atau Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan kebijakan sosial.
"Program ini memberikan dampak yang positif bagi pengembangan dan pembangunan kesehatan anak di NTB, sehingga kasus kematian ibu dan anak terus mengalami penurunan yang signifikan," ujarnya.
Berdasarkan hasil dari monitoring terpadu yang dilakukan oleh puluhan tim dari kementerian/lembaga, meliputi Bappenas, Kemenkes, Kemendagri, Kemendes, UNICEF Indonesia serta didampingi tim dari Bappeda, DP3AP2KB, Dinas Kesehatan, DPMPD, dan Dinas Kominfotik NTB.
Monitoring dilakukan di Kabupaten Lombok Barat yang dibagi dalam dua tim. Tim A melakukan monitoring pelaksanaan program kesehatan anak tentang gizi, air, sanitasi dan kebersihan "Lima pilar STBM penanganan diare dan imunisasi di Puskesmas Labuapi dan kesehatan bayi baru lahir berbasis keluarga di Kantor Desa Bengkel Labuapi," katanya pula.
Inti Wikanestri menyebutkan, kesehatan ibu dan anak menjadi program prioritas yang terus didorong oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tentu hal ini sangat selaras dengan dukungan program dari UNICEF yang memberikan dampak positif bagi kesehatan ibu dan anak di Provinsi NTB.
"Kami melihat secara umum bahwa sinkronisasi pelaksanaan program kerja sama pusat dan daerah berjalan dengan baik, sehingga kesehatan ibu dan anak meningkat. Terutama kolaborasi inovasi aplikasi pemantauan bayi baru lahir berbasis keluarga atau 'Si Peka Bu Siska' Kabupaten Lombok Barat," kata dia lagi.
Kepala Puskesmas Labuapi Rohayati mengungkapkan, program kerja sama dukungan UNICEF juga memberikan dampak yang positif bagi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Labuapi. Pengembangan kualitas tenaga kesehatan dalam memantau kesehatan ibu dan bayi mengalami peningkatan yang sangat bagus, baik pembinaan, pengelolaan STBM, pemberian gizi pada anak termasuk bebas dari buang air besar sembarangan atau ODF.
Baca juga: UNICEF sebut kemendesakan satuan pendidikan beri edukasi kesehatan reproduksi
Baca juga: Unicef-AJI bangun kepekaan jurnalis peduli anak
"Sehingga dampak positif yang kami rasakan adalah tidak adanya kematian ibu dan bayi baru lahir selama dua tahun terakhir (2021-sekarang) di wilayah kerja kami," ujarnya pula.
Penguatan program kesehatan anak dukungan UNICEF di Lombok Barat tidak terlepas dari kolaborasi dengan Pemprov NTB yang terus mewujudkan kesehatan ibu dan anak melalui program revitalisasi posyandu menjadi posyandu keluarga, tak hanya kesehatan ibu dan anak tetapi semakin melebarkan sayapnya dalam menangani kesehatan remaja dan lansia.