Tarakan (ANTARA) - PT. Pertamina EP Bunyu Field memiliki program pengentasan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada bayi di bawah 5 tahun, akibat dari kekurangan gizi kronis. "Kami di Pertamina EP Bunyu punya program prioritas unggulan Bunga Kemuning yang merupakan wujud program CSR kami," kata Pjs Senior Manager PT Pertamina EP Bunyu Field Saifudin Zuhri di Bunyu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Minggu.
Program Bunga Kemuning merupakan kepanjangan dari Bunyu Sumber Pangan Kreasi Menu Entaskan Stunting, program yang merupakan kolaborasi seluruh mitra binaan Pertamina EP Bunyu untuk bersama-sama mewujudkan pengentasan stunting .
Program Bunga Kemuning merupakan peningkatan kerjasama program guna mendorong ketersediaan akses pangan untuk penuhi gizi anak menuju generasi Indonesia Emas.Serta melakukan program pengembangan kampung hijau hidroponik dan Keuntungan Pak Abo dalam mendorong ketersediaan bahan pangan, perbaikan pola hidup bersih masyarakat melalui Gentong Mas Santun dan pemberian makanan tambahan melalui program Ketinting menjadi upaya pengentasan stunting dari hulu sampai hilir.
Program Ketinting merupakan kepanjangan dari Keluarga Terlindung Stunting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan Indonesia Maju dapat tercapai. "Kami dari Pertamina EP Bunyu menerima penghargaan dari BKKBN, merupakan satu rekam jejak yang membanggakan," Saifudin
Penghargaan tersebut merupakan kolaborasi Pertamina EP Bunyu bersama seluruh masyarakat Kaltara untuk terus berusaha untuk mengentaskan stunting. "Oleh arena itu semangat ini bisa juga menular seluruh perusahaan yang ada di Kaltara untuk bersinergi dan berkolaborasi mewujudkan mengentaskan stunting," katanya.
Saat ini, di Pulau Bunyu ditemukan sekitar 50 orang anak usia balita mengalami stunting. Sementara itu, Sekretaris Utama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), BKKBN RI, Tavip Agus Rayanto mengatakan optimis jumlah 50 anak yang terkena stunting di Pulau Bunyu segera dapat tertangani.
"Dari laporan tadi ada sekitar 50 anak stunting, jadi sebetulnya kalau melihat modal sosial tadi ada dapur sehat atasi stunting. Kemudian ada PKK, apalagi ada peran Pertamina melalui CSR ini, jadi saya optimis yang 50 anak itu segera tertangani," kata Tavip.
Namun yang lebih penting adalah mencegah jangan sampai ada anak yang terkena stunting lagi. "Oleh karena itu kita juga perlu memberi perhatian khususnya kepada calon pengantin atau usia hamil. Tadi juga ada yang hamil itu mestinya juga perlu di kawal sehingga tidak melahirkan anak-anak stunting baru," katanya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kaltara Yansen TP bersyukur kepada Pertamina yang membantu mengentaskan stunting dimana mendirikan Pusat Pemberdayaan Masyarakat (PPM). "Walaupun kita beri makanan tapi tidak disertai dengan perubahan perilaku tidak akan jadi. Untuk itu dalam rangka mempercepat penurunan stunting di Kaltara ini yang sekarang kita dorong adalah kesadaran masyarakat," kata Yansen.
Baca juga: UMKM wanita Lombok Tengah produksi tenun dari sampah plastik
Baca juga: Pasokan elpiji subsidi di Pulau Sumbawa ditambah 45.360 tabung
Serta pihak-pihak yang terkait termasuk pemerintah, kemudian investor, swasta/BUMN, BUMD dan para pengusaha-pengusaha harus punya perhatian. Penyebaran informasi itu adalah peran serta dari media. Dia berharap informasi kepada masyarakat itu harus dimaksimalkan.
Berita Terkait
DJPb ungkap peran besar APBN bagi penurunan tengkes di NTB
Kamis, 26 September 2024 19:44
Atasi stunting, Wabup minta OPD di Sumbawa Barat cegah perkawinan anak
Kamis, 19 September 2024 12:34
Dinkes Mataram pertahankan data riil kasus stunting sebanyak 7,9 persen
Kamis, 12 September 2024 13:18
Sukses tekan stunting, Pemkot Bima dapat insentif Rp5,587 miliar
Selasa, 10 September 2024 16:35
ITDC percepatan penurunan stunting di desa penyangga Mandalika Lombok
Selasa, 10 September 2024 15:59
Dinkes Mataram siap kerja ekstra turunkan stunting di bawah 5 persen pada 2024
Senin, 9 September 2024 12:02
Pemerintah beri penghargaan 15 desa terbaik
Kamis, 5 September 2024 6:15
Mengurangi stunting pada anak untuk visi Indonesia Emas
Jumat, 30 Agustus 2024 19:34