Maluku diguncang 31 kali gempa dalam sepekan

id BMKG, Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon,gempa bumi

Maluku diguncang 31 kali gempa dalam sepekan

Infografis gempa bumi di wilayah Provinsi Maluku periode 23- 39 Juni 2023. FOTO ANTARA/ HO- BMKG Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon,

Ambon (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon mencatat selama sepekan terjadi sebanyak 31 kejadian gempa bumi di Provinsi Maluku pada periode 23- 29 Juni 2023.

"Dari 31 kali gempa bumi ini terjadi satu kali gempa bumi dirasakan masyarakat dengan skala III MMI ((Modified Mercally Intensity) ," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon, Djati Cipto Kuncoro di Ambon, Jumat.

Ia menjelaskan dari 31 kejadian gempa bumi yang terjadi didominasi gempa dangkal (<60km) sebanyak 19 kali, menengah (60 - 300 km) 10 kejadian dan dalam (>300 km) sebanyak dua kali. Jumlah kejadian gempa bumi terbanyak, kata dia, berkekuatan di bawah magnitudo 3 sebanyak 13 kejadian, magnitudo 3-5 dengan 16 kejadian dan satu kejadian gempa magnitudo di atas lima.

Kejadian gempa bumi dangkal (<60 km) dengan magnitudo kurang dari 5 terjadi di sekitar Pulau Seram dan Pulau Ambon. Sedangkan gempa bumi dengan kedalaman menengah (60-300 km) terjadi di Laut Banda bagian Selatan.

BMKG menekankan pentingnya peningkatan pemahaman warga dan pemangku kepentingan mengenai upaya mitigasi untuk meminimalkan dampak gempa di wilayah tersebut. Selain itu mengimbau jika terjadi gempa bumi, masyarakat diminta untuk tenang, waspada serta tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab.

Masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan retak atau rusak akibat gempa. "Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," katanya.

Baca juga: Gempa magnitudo 4,7 guncang Sumbawa Barat
Baca juga: Magnitudo 6,9 guncang Suva, Kepulauan Fiji tak berpotensi tsunami


Jika terjadi gempa bumi, masyarakat agar tetap tenang, waspada, dan mengikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, serta informasi dari BMKG, demikian Djati Cipto Kuncoro.