Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyatakan audit stunting pada balita yang dilakukan di daerah itu untuk pengentasan kasusnya.
"Audit kasus stunting yang dilakukan ini untuk mengidentifikasi kasus, penyebab, tata kelola yang sedang diterapkan, tingkat efektivitas serta kendala yang terjadi secara langsung di lapangan," kata Kepala DP3A-PPKB Rejang Lebong Sutan Alim saat dihubungi di Rejang Lebong, Sabtu.
Dia menjelaskan audit kasus stunting tersebut melibatkan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, kemudian forum generasi berencana (GenRe) Kabupaten Rejang Lebong. Hasil dari audit kasus stunting di Kabupaten Rejang Lebong ini, kata dia, nantinya akan dijadikan bahan kajian awal dalam pembahasan audit kasus stunting dan sebagai evaluasi dan monitoring terhadap permasalahan kasus stunting secara langsung.
Menurut dia, angka stunting di Kabupaten Rejang Lebong pada 2021 lalu berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan mencapai 26 persen, kemudian pada tahun 2022 turun 5,8 persen menjadi 20,2 persen.
Pemkab Rejang Lebong sendiri sudah menargetkan penurunan angka stunting di wilayah pada tahun 2024 mendatang menjadi 14 persen. Dirinya optimistis target ini bisa dicapai karena saat ini upaya menekan angka stunting telah dilakukan Pemkab Rejang Lebong secara optimal.
Sebelumnya Wakil Bupati Rejang Lebong yang juga ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Hendra Wahyudiansyah beberapa upaya yang telah disiapkan oleh Pemkab Rejang Lebong stakeholder terkait ini diantaranya dengan menyiapkan pojok timbang.
Baca juga: Preventing stunted births is key to realizing healthy village
Baca juga: BRIN kembangkan tiga formulasi pangan yang efektif
Program ini dilaksanakan oleh dinas kesehatan berupa penimbangan balita di setiap RT dan dusun dalam 156 desa dan kelurahan, di mana petugas bisa melakukan pemantauan perkembangan dari setiap anak di masing-masing wilayah sehingga jika ditemukan gejala-gejala stunting dapat cepat ditangani.