Jakarta (ANTARA) - Gubernur Riau Syamsuar menyatakan peranan industri kelapa sawit secara nyata memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian Indonesia secara umum dan Provinsi Riau secara khusus. Khusus untuk Riau, lanjut Gubernur dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, industri kelapa sawit memiliki peranan yang sangat penting terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau meningkat 4,55 persen pada tahun 2022 jika dibandingkan tahun 2021 sebesar 3,36 persen salah satunya peranan industri sawit," katanya di sela kegiatan "Sawit Indonesia Expo dan Promosi Sawit Baik Riau" di Pekanbaru.
Dia mengatakan, perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau merupakan komoditi yang terluas di Indonesia yang mencapai 3,38 juta hektare. Menurut dia, Riau telah menjadi barometer industri kelapa sawit Indonesia dari aspek kebijakan dan industri. Sebagai contoh, Pemerintah Provinsi Riau melalui Pergub Nomor 77 Nomor 2020 Tentang Tatacara Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit Produksi Pekebun yang mengukir sejarah pertama di Indonesia.
Terobosan kebijakan lainnya adalah Riau menjadi provinsi pertama di Indonesia melalui penetapan harga TBS Mitra Swadaya. Sejak 19 Juni 2023, Riau satu-satunya provinsi di Indonesia yang sudah memiliki tabel rendemen harga untuk pekebun swadaya.
Saat ini, Pemerintah Provinsi Riau Bersama Kejaksaan Tinggi Riau menjalin kerjasama program “JAGA ZAPIN” (Jaga Zona Pertanian, Perkebunan dan Industri) yang ditujukan bagi peningkatan pendapatan petani yang bermuara kepada kesejahteraan masyarakat pekebun Riau.
Sementara itu Ketua Pelaksana Sawit Indonesia Expo 2023 Qayuum Amri , menjelaskan bahwa kepeloporan Riau dalam bidang kebijakan perkelapasawitan inilah yang menjadi alasan penyelenggaraan Sawit Indonesia Expo 2023 dan Promosi Sawit Baik Riau.
"Produksi sawit Riau terbesar di Indonesia mencapai 10 juta Ton. Selain itu, terdapat kawasan industri hilir sawit untuk memperoleh nilai tambah dari produk turunan sawit," katanya. Sawit Indonesia Expo 2023 diikuti 72 perusahaan, asosiasi, UKM, perguruan tinggi, dan pondok pesantren yang menampilkan berbagai macam produk dan teknologi yang mendukung industri sawit di provinsi Riau.
Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Gulat Manurung mengatakan, kegiatan yang digelar selama 8-9 Agustus 2023 ini memberikan pengaruh yang besar terhadap wawasan hulu-hilir sawit masyarakat.
Baca juga: Kalbar berharap harga TBS sawit bisa pulih kembali
Baca juga: Peremajaan ratusan hektare kebun sawit rakyat di Abdya Aceh
“Indutri sawit jauh beda dengan industri lainnya seperti batubara, karena industri sawit melibatkan 42 persen petani sawit (6,87 juta hektar) dari total perkebunan sawit Indonesia (16,38 juta hektar)," katanya. Oleh karena itu Gulat berharap Riau kembali menjadi tempat penyelenggaraan Sawit Indonesia Expo di tahun depan karena banyak petani dan perusahaan yang hadir.
Berita Terkait
Menko Perekonomian sebut hilirisasi sawit Indonesia tetap dilanjutkan
Jumat, 29 Maret 2024 5:39
Pemerintah harus tegas terhadap pabrik sawit tanpa kemitraan
Rabu, 27 Maret 2024 21:42
Harga sawit capai Rp2.570 per kilogram di Mukomuko
Jumat, 22 Maret 2024 14:47
Menko Marves Luhut kejar Rp172 triliun potensi inefisiensi sawit
Kamis, 7 Maret 2024 17:05
Potensi lahan peremajaan sawit rakyat capai 1 juta hektare
Rabu, 6 Maret 2024 6:40
Kemenkop UKM sebutkan minyak makan merah telah diproduksi
Selasa, 20 Februari 2024 17:12
Kemen PPPA meminta tersangka kekerasan anak artis Tamara dihukum setimpal
Jumat, 9 Februari 2024 19:50
Polisi selidiki kematian anak artis Tamara Tyasmara
Rabu, 31 Januari 2024 17:49