Tim Hewan Kurban Mataram Temukan Cacing Hati

id hewan kurban

Tim Hewan Kurban Mataram Temukan Cacing Hati

Petugas tim kesehatan hewan kurban Kota Mataram, NTB, menunjukkan cacing hati yang ditemukan pada hewan kurban jenis sapi, Kamis (24/9).

"Begitu kami memeriksa bagian hati pada sapi kedua yang dipotong, lubang pada bagian hati sapi itu ditemukan satu ekor cacing hati"

Mataram, (Antara NTB)- Tim kesehataan hewan kurban Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) menemukan cacing hati atau "fasiola SP" pada sapi yang dipotong di halaman kantor Wali Kota Mataram, Kamis.

Dari tiga sapi yang dipotong di halaman Kantor Wali Kota Mataram dalam rangkaian Hari Raya Idul Adha 1435 Hijriah, satu ekor sapi diantaranya mengidap cacing hati.

Drh Ana Mustiana yang ditemui di sela melakukan pemeriksaan daging kurban bersama sekitar 10 orang anggotanya mengatakan, cacing hati itu ditemukan saat tim mulai memeriksa bagian hati sapi yang dipotong.

"Begitu kami memeriksa bagian hati pada sapi kedua yang dipotong, lubang pada bagian hati sapi itu ditemukan satu ekor cacing hati," katanya.

Untuk memastikan adanya cacing-cacing lainnya pada bagian hati tersebut, tim melakukan pemeriksaan secara intensif dengan mengiris bagian hati dan memisahkan bagian hati yang terindikasi ada cacing.

"Bagian hati yang terindikasi cacingan itu biasa keras dan berubah warna, sehingga kami melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap hati sapi tersebut dan berhasil menemukan beberapa cacing lagi," katanya.

Menurut dia, cacing hati ini memang tidak berbahaya. Namun, jika masyarakat ingin mengkonsumsinya bagian hati harus direbus tidak dibakar atau dibuat sate.

"Tidak apa-apa kalau mau dikonsumsi, asalkan direbus," katanya lagi.

Namun demikian, lanjutnya, dari estitika memang hati yang mengandung cacing kurang syarat untuk dikonsumsi karena syarat daging yang dikonsumsi harus daging yang aman, sehat, utuh dan halal (Asuh).

Ia mengatakan, tingkat temuan cacing hati saat pemotongan hewan kurban setiap tahun selalu ada. Hal itu disebabkan, karena makanan atau pakan yang dikonsumsi.

Kemungkinan, katanya, masih ada sisa telur cacing dan pakan dalam keadaan basah. "Karena itu, pakan yang baik untuk ternak adalah pakan yang sudah dilakukan," katanya.

Ana Mustiana yang juga menjadi staf di Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kota Mataram, mengatakan, sebelum dipotong sapi tersebut telah lulus pemeriksaan fisik. Dimana, sapi itu sehat, tidak sakit mata, flu, cacat dan lainnya.

Sementara untuk pemeriksaan ogran dalamnya, selain hati tim kesehatan hewan kurban juga melakukan pemeriksaan pada bagian paru dan limpa.

"Tetapi rata-rata bagian paru dan limpa tidak ada masalah. Kalau paru berubah warga menjadi hitam berarti ada penyakit, begitu juga kalau limbah sapi jika membesar berarti sapi itu terindikasi mengidap penyakit antrak," sebutnya.

Akan tetapi, sejauh ini selain cacing hati, tim kesehatan hewan kurban belum menemukan kasus-kasus lainnya.

Diketahui tim pemeriksaan hewan kurban ini merupakan tim dari DPKP Kota Mataram, Dinas Peternakan Provinsi NTB dan Universitas NTB.

Satu tim beranggotan 10 hingga 15 orang, yang disebar ke enam kecamatan di kota ini, dan akan melakukan pemeriksaan hingga H+2 Idul Adha. (*)