Kementerian Desa bantu pemuda Bungin budidayakan kerapu

id Pulau Bungin

Kementerian Desa bantu pemuda Bungin budidayakan kerapu

Ilustrasi - Seorang laki-laki memberi pakan ikan kerapu di keramba apung moderen milik PT Bofa Marine di Dusun Gerupuk, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB. (1)

"Kementerian menilai kelompok kami memiliki kekompakan dan punya nilai keswadayaan tinggi"
Mataram (Antara NTB) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyalurkan bantuan keramba jaring apung AquaTek kepada kelompok pemuda di Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, sebagai sarana membudidayakan ikan kerapu yang bisa dipasarkan ke luar negeri.

Ketua Kelompok Bungin Mandiri Tison Sahabuddin di Mataram, Jumat, menyebutkan jumlah keramba jaring apung (KJA) AquaTec yang diberikan sebanyak empat unit dengan nilai sekitar Rp2 miliar.

"Bantuan yang diberikan berupa paralon dan jaring serta sarana lainnya, kemudian kami sendiri yang merangkai dibantu dua teknisi dari PT Gani Arta Dwitunggal Bandung yang dikirim pihak kementerian ke Pulau Bungin," katanya.

Ia menyebutkan satu unit KJA AquaTec ukuran 20 x 10 meter terdiri atas delapan petak kolam yang bisa menampung 4.000 ekor bibit ikan kerapu. Namun, tidak semua unit untuk menebar bibit, tetapi sebagian dicadangkan untuk pembesaran agar hasil panen bisa maksimal.

Keramba jaring apung AquaTec, menurut Sahabuddin, merupakan sarana untuk budi daya ikan di perairan laut yang bisa tahan lama hingga 30 tahun.

Oleh sebab itu, jika siklus panen dalam satu tahun dua kali, maka akan ada 60 kali panen ikan kerapu kualitas ekspor dalam kurun waktu 30 tahun.

Keramba jaring apung oktagonal AquaTec merupakan keramba yang cocok untuk memelihara ikan perenang cepat oleh karena bentuknya yang menyerupai bundar.

Keramba Jaring Apung Oktagonal AquaTec memiliki fleksibilitas dan ketahanan yang tinggi terhadap ombak dan cocok digunakan, baik di laut lepas (deep sea farming), di laut pesisir, maupun di air tawar.

"Kami benar-benar bersyukur mendapatkan bantuan KJA AquaTec ini karena jarang ada yang bisa memiliki, kecuali perusahaan besar dengan aset miliaran rupiah," ujarnya.

Sahabuddin mengaku tidak pernah meminta bantuan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Namun, bantuan datang dengan sendirinya.

Kementerian beralasan bahwa Kelompok Bungin Mandiri yang beranggotakan 25 orang pemuda memiliki kekompakan dan semangat budi daya yang sangat tinggi. Hal itu dilihat dari indikator perkembangan dalam kelompok, administrasi yang bagus, dan menonjolkan nilai keswadayaan yang tinggi.

"Tim kementerian yang datang kepada kami mengaku berkeliling ke seluruh provinsi mengkaji potensi daerah pesisir, pas datang ke Pulau Bungin, mereka sangat tertarik dengan kondisi perairan dan aktivitas budi daya yang kami lakukan, akhirnya diberikan bantuan," ucap Sahabuddin.

Kelompok Bungin Mandiri juga dipercaya oleh Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan NTB sebagai proyek percontohan budi daya lobster dalam rangka menggugah minat masyarakat memanfaatkan potensi benih lobster untuk dibesarkan menjadi lobster konsumsi.

Kelompok Bungin Mandiri juga membudidayakan ikan bawal bintang secara mandiri. Mereka memperoleh bibit dari Balai Benih Lombok, Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang ada di Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, dengan sistem bayar setelah panen.

"Meskipun ada budi daya yang lain, kami tetap komitmen. Sekali di laut tetap di laut, pantang untuk pulang," kata Tison Sahabuddin, pemuda yang pernah mengenyam pendidikan diploma dua perikanan ini. (*)