Mataram (Antara NTB)- Posyandu RA Kartini Lingkungan Banjar, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, menerapkan program subuh bersih untuk mengantisipasi berbagai jenis virus penyakit termasuk deman berdarah dengue (DBD).
"Program subuh bersih ini sebagai langkah awal membiasakan masyarakat agar bisa menjaga kebersihan lingkungannya dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)," kata Pembina Kader Posyandu RA Kartini Lingkungan Banjar Baiq Suharni di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu.
Ibu empat anak yang biasa dipanggil Suharni ini mengatakan, program subuh bersih ini dilakukan dengan mengajak masyarakat sekitar membersihkan lingkungan tempat tinggal masing-masing.
Dikatakan, kegiatan subuh bersih itu dilakukan setelah warga melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid, masyarakat diajak untuk membersihkan lingkungannya.
Menurutnya, program ini telah dilaksanakan sejak beberapa tahun terakhir, dan lebih aktif lagi digencarkan menjelang musim hujan dan pancaroba.
Sebelum musim hujan tiba, sebanyak lima orang kader posyandu yang dibinanya, diajak untuk menyosialisasikan pentingnya menerapkan hidup bersih dan sehat. Artinya, kata Suharni yang merupakan salah satu kader berperstasi ini sosialisasi PHBS dan PSN tidak hanya dilakukan saat muncul kasus DBD.
"Dalam setiap kesempatan bertemu dengan masyarakat khususnya ibu-ibu, kita selalu mengingatkan agar melakukan pembarantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M plus," katanya.
Kepada masyarakat, Suharni menjelaskan bahwa gerakan 3M yakni menguras, menutup dan mengubur, plus pemberian abate lebih efektif dibandingkan "fogging" atau pengasapan.
"Kami bisa katakan `fogging` tidak efektif karena hanya membunuh nyamuk dewasa saat itu saja, sementara jentik-jentiknya harus dibasmi dengan PSN," sebut Suharni yang dipercaya juga sebagai Ketua Pokja PKK IV PKK tingkat Kelurahan Dasan Agung Baru dan tingkat Kecamatan Selaparang.
Suharni yang sudah menjadi kader posyandu sejak 25 tahun lalu itu mengatakan sosialisasi tentang PHBS serta PSN terus digencarkannya bersama kader-kader lainnya.
"Hasilnya, hingga saat ini di Lingkungan Banjar belum ada warganya yang dinyatakan positif DBD," sebutnya.
Program subuh bersih ini, lanjutnya, terintergasi dengan program gerakan menuju lingkungan dengan sampah nihil (lisan) yang telah dicanangkan Pemerintah Kota Mataram sekitar tahun 2012 lalu.
Sampah-sampah yang dikumpulkan dari pekarangan masyarakat akan dipilah, antara sampah organik dan anorganik.
"Sampah organik kita olah menjadi pupuk, sedangkan sampah anorganik kita lakukan daur ulang menjadi berbagai jenis barang bernilai ekonomis," katanya. (*)