Dispar Mataram melatih buat suvenir etnik dari limbah batok kelapa

id Pelatihan Dispar Mataram

Dispar Mataram melatih buat suvenir etnik dari limbah batok kelapa

Sejumlah peserta pembuatan suvenir etnik yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat terlihat antusias berlatih, Selasa (24/10-2023). ANTARA/HO-Dispar Mataram

Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memberikan pelatihan kepada para pelaku wisata pembuatan suvenir etnik dari limbah batok kelapa dengan konsep kearifan lokal.

Sekretaris Dispar Kota Mataram Leni Oktavia, di Mataram, Selasa, mengatakan pelatihan pembuatan suvenir etnik dari limbah batok kelapa melibatkan 40 orang pelaku pariwisata dari enam kecamatan se-Kota Mataram.

"Pelatihan kami laksanakan selama tiga hari yakni 23-25 Oktober 2023. Hari ini masuk hari kedua atau tahap untuk praktik," katanya pula.

Kegiatan pelatihan tersebut, katanya, sebagai upaya memberikan keterampilan kepada masyarakat sekaligus membuka peluang usaha bagi pelaku pariwisata.

Selain itu, peserta diharapkan mampu memiliki keahlian dan kemampuan terkait dengan pembuatan suvenir kearifan lokal dengan menggunakan bahan lokal khususnya di Kota Mataram.

Karenanya, para peserta yang ikut pelatihan merupakan peserta yang memiliki minat dan bakat serta memiliki daya kreatifitas seni, karena diharapkan setelah pelatihan peserta bisa menekuni ilmu yang sudah didapatkan.

"Untuk melaksanakan pelatihan, kami bekerja sama dengan perajin yang sudah berhasil mengekspor hasil karyanya yang juga merupakan UMKM dari Kota Mataram," katanya pula.

Beberapa model suvenir dengan kearifan lokal yang dibuat menggunakan batok kelapa, di antaranya pemain kesenian tradisional "Gendang Beleq", lampu hias, dan lainnya.

Melalui pelatihan, peserta ditargetkan mampu menelurkan konsep baru suvenir Kota Mataram yang berbeda dengan sebelumnya, sebab yang selama ini suvenir Kota Mataram identik dengan mutiara.

"Kami ingin ciptakan konsep baru yang lebih sederhana, sekaligus memanfaatkan limbah batok kelapa sebagai upaya pengurangan sampah," katanya lagi.

Karena itu, setelah pelatihan pihaknya tetap akan memberikan pendampingan, terutama bagi peserta yang betul-betul serius menekuni kriya tersebut.

Pasalnya dengan keterbatasan waktu, peserta tentu belum bisa menyerap secara maksimal ilmu yang diberikan, termasuk untuk menghaluskan, mendesain lebih banyak lagi, dan lainnya.