Pemkab Lombok Tengah menggelar Shalat Istiska

id Shalat istisqa ,ASN Lombok Tengah ,NTB

Pemkab Lombok Tengah menggelar Shalat Istiska

Para ASN Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar Shalat Istiska di halaman kantor bupati setempat di Praya, Jumat (3/11/2023). (ANTARA/HO-Humas Pemkab Lombok Tengah)

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar Shalat Istiska diikuti ratusan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemkab setempat, untuk meminta Allah SWT menurunkan hujan di daerah tersebut.

"Kondisi musim kemarau 2023 ini cukup panjang sehingga dengan kegiatan ini diharapkan hujan cepat turun," kata Bupati Lombok Tengah Lalu Fathul Bahri setelah Shalat Istiska di halaman kantor bupati setempat di Praya, Jumat.

Ia mengatakan kondisi cuaca panas saat ini terus berkepanjangan dampak El Nino dan mengakibatkan masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Oleh karena itu, katanya, keluarga besar ASN bersama dengan Kementerian Agama Lombok Tengah menggelar Shalat Istiska untuk memohon kepada Allah SWT menurunkan hujan.

"Semoga hujan segera turun dan masyarakat tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan air bersih," katanya.

Ia mengatakan pemerintah daerah berkolaborasi dengan PDAM, TNI, dan Polri terus melakukan penyaluran air bersih kepada masyarakat yang terdampak kekeringan secara bertahap karena kondisi armada yang terbatas.

"Penyaluran air bersih kepada masyarakat terus dilakukan," katanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi hujan di NTB awal November 2023 masih kecil.

"Warga diharapkan untuk tetap waspada terhadap kekeringan meteorologis di sebagian wilayah NTB dampak El Nino ini," kata prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Suci Agustiarini.

Pada dasarian I November 2023 (1-10 November 2023) diprakirakan peluang hujan secara umum masih rendah. Diperkirakan curah hujan dengan intensitas kurang dari 20 milimeter/dasarian memiliki probabilitas kejadian lebih 30 persen.

"Berpotensi terjadi di sebagian wilayah Kota Mataram, sebagian wilayah Kabupaten Lombok Barat bagian utara, serta sebagian wilayah Kabupaten Lombok Tengah bagian barat," katanya.