Jakarta (ANTARA) - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menawarkan tiga solusi untuk menyelesaikan konflik di Laut China Selatan, yakni mendorong kesepakatan sementara, menekankan posisi Indonesia, dan mengoptimalkan peran aparat untuk berpatroli.
"Usulan kami sangat jelas dan clear apa itu kesepakatan sementara, mendorong, dan inisiatif agar kita menghindari sesuatu yang tidak kita inginkan," kata Ganjar menjawab pertanyaan panelis terkait geopolitik Laut China Selatan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam.
Ganjar mengatakan bahwa selama ini, berbagai upaya untuk menyelesaikan konflik Laut China Selatan telah dilakukan, salah satunya melalui Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC) yang berperan sebagai dasar untuk negosiasi mengenai penyusunan dokumen code of conduct (COC).
Namun, upaya tersebut dinilainya belum berhasil membangun rasa saling percaya di antara negara-negara yang terlibat di dalam konflik.
"Kita tahu persis modernisasi pertahanan Tiongkok akan selesai di tahun 2027, apa artinya maka seluruh dunia harus mengakui bagaimana peran itu," ucap dia.
Ganjar mengatakan bahwa dengan inisiasi dan dorongan terjadinya kesepakatan sementara tersebut maka Indonesia memiliki peranan yang kuat dalam penyelesaian konflik tersebut.
"Yang berikutnya bagaimana patroli bisa kita perkuat juga di wilayah Laut China Selatan maka kita butuh tanker-tanker terapung bisa dipakai tentara dan TNI AL untuk bisa berpatroli sehingga logistik-nya bisa sangat murah tidak kembali lagi ke titik awal," ujarnya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.
Selepas debat pertama pada 12 Desember 2023 dan debat kedua pada 22 Desember 2023, KPU menggelar debat ketiga yang mempertemukan para capres.
Tema debat ketiga meliputi pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.