Medan (ANTARA) - Ekonom dari Universitas Islam Sumatera Utara Gunawan Benjamin mengatakan pelaksanaan berbagai acara pariwisata olahraga (sport tourism) terutama yang bertaraf internasional menjadi promosi ideal untuk pelancongan di Sumut.
"Jangan pernah menganggap remeh kekuatan promosi," ujar Gunawan di Medan, Jumat.
Dia melanjutkan secara kasat mata, memang tidak terlalu banyak wisatawan mancanegara yang datang ke berbagai agenda sport tourism internasional di Sumut.
Namun, Gunawan menegaskan bahwa pemberitaan dan penayangan kompetisi-kompetisi tersebut ke seluruh dunia menjadi bagian dari promosi pariwisata yang efektif.
"Masyarakat internasional, misalnya, akan lebih mengenal Danau Toba karena di sana digelar Kejuaraan Dunia F1 Powerboat (F1H2O)," tutur dia.
Provinsi Sumut fokus meningkatkan pariwisata olahraga sejak tahun 2022 yaitu Bukit Lawang Jungle Trail Run, Liga Selancar Dunia World Surf League (WSL) Qualifying Series 5.000 Nias Pro 2022, Kejuaraan Nasional Danau Toba Rally 2022 di Kabupaten Simalungun, turnamen maraton Oil Palm Marathon.
Selain menarik kunjungan wisatawan asing, agenda-agenda tersebut juga "disisipi" kegiatan bisnis. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Sumut pun melibatkan beragam aktivitas pendukung, misalnya, bazar UMKM.
Melihat dampaknya yang positif, pariwisata olahraga terus digalakkan pada tahun 2023. Pada tahun itu, bermunculan agenda-agenda sport tourism lainnya di Sumut. Di periode tersebut, digelar Kejuaraan Dunia F1 Powerboat (F1H2O) di kawasan Danau Toba tepatnya Kabupaten Toba,.
Kemudian ada Bukit Lawang Orang Utan Trail 2023, World Surf League (WSL) Qualifying Series 5000 Nias Pro 2023, lalu kompetisi bulu tangkis Indonesia International Challenge dan Indonesia Super 100 I BWF.
Disusul kemudian kejuaraan Dunia Aquabike Jetski 2023 yang berlangsung di empat kabupaten sekitar Danau Toba yakni Samosir, Karo, Dairi, dan Toba, Kejuaraan Reli Asia Pasifik (APRC) serta Oil Palm Marathon edisi 2023.
"Sebaiknya kegiatan sport tourism ini dilaksanakan secara rutin supaya bisa menjadi daya tarik bagi turis luar negeri," kata Gunawan.
Baca juga: Jurus merealisasikan target kunjungan wisatawan ke Bumi Gora
Baca juga: Aceh Timur fokus pengembangan objek wisata air terjun
Terkait itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumut Zumri Sulthony menyatakan bahwa pariwisata olahraga sejatinya seperti investasi. Artinya, dampaknya terhadap kedatangan wisatawan mancanegara dan peningkatan ekonomi setempat tidak bisa dirasakan secara instan.
"Pelaksanaan pertama mungkin tidak langsung kedatangan banyak turis, yang kedua juga demikian. Akan tetapi, adanya publikasi perlu dirayakan supaya nantinya pelaksanaan ketiga bisa semakin banyak turis asing yang menonton kejuaraan itu secara langsung," tutur Zumri.